Jokowi Target Kemiskinan Ekstrem RI Nol Tahun 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi), foto sebelum massa pandemi covid-19.
Sumber :
  • VIVA/Edwin Firdaus

VIVA – Presiden Joko Widodo menyebutkan, kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dientaskan. Meski data BPS menyebut, program pemerintah menunjukkan indikasi berhasil menurunkan angka kemiskinan dari waktu ke waktu.

Dalam rapat kabinet terbatas di kantor presiden, Jokowi mengatakan angka kemiskinan pada 2015 mencapai 11,22 persen. Namun terus menurun yang mana pada September 2019 tahun lalum angka kemiskinan menjadi 9,22 persen.

"Angka di bawah 10 persen ini adalah capaian yang sangat baik. Namun pekerjaan besar kita belum selesai dalam rangka menurunkan angka kemiskinan kita. Masih ada 24,7 juta jiwa yang harus dientaskan dari kemiskinan," jelas Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 4 Maret 2020.

Maka ia meminta jajaran kementerian untuk bekerja fokus menyasar penduduk ini. Apalagi, kata Jokowi, Indonesia masih memiliki penduduk yang sangat miskin atau kemiskinan ekstrem.

"Berdasarkan standar angka kemiskinan internasional yang digunakan oleh Bank Dunia, jumlah penduduk sangat miskin saat ini sebanyak 9,9 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia," katanya. 

Karena jumlah yang cukup banyak, Jokowi meminta agar penanganan kemiskinan ekstrem 9,9 juta penduduk ini ditangani terlebih dahulu.

Jokowi meminta agar keakuratan data 9,9 juta warga yang miskin ekstrem ini benar-benar valid. Dengan begitu, program pemerintah tepat sasaran dan program pengentasannya sukses.

"Dan kita harapkan di 2024, untuk kemiskinan ekstrem ini kita bisa pada berada posisi 0 (nol)," katanya.