Drama Munas Golkar, Fakta Mundurnya Bamsoet dari Caketum
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Dinamika politik secara mengejutkan terjadi dalam proses penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Monas) Partai Golkar 2019. Tidak lama setelah dibuka pada Selasa, 3 Desember 2019, sejumlah nama calon ketua justru mengundurkan diri dari bursa pemilihan ketum Golkar.
Sesuai rencana, pemilihan ketua umum pada Munas Golkar ini akan dilaksanakan pada Kamis, 5 Desember 2019. Banyak publik menanti keseruan karena kerasnya persaingan antara petahana Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.
Bambang Soesatyo Mendadak Mundur
Pengunduran Wakil Koordinator bidang Pratama, Bambang Soesatyo dari calon ketua umum Golkar memang cukup membuat kaget. Bamsoet yang semula ngotot untuk maju ternyata secara tiba-tiba mundur juga.
Bamsoet menyatakan mundur usai bertemu politikus senior Golkar sekaligus Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan pada Selasa, 3 Desember 2019.
"Dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama demi menjaga soliditas keutuhan Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum Golkar," kata Bamsoet.
Baca juga:
Golkar Menjadi Solid
Bamsoet mengaku, keputusannya ini merupakan hasil diskusi dengan para tokoh senior Golkar yang ia temui di kantor Kemenko Maritim. Selain Luhut, hadir pula Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie atau ARB di kantor Kemenko Kemaritiman. Dia menekankan dengan mundurnya dari bursa caketum bisa membuat internal Golkar solid.
"Maka saya berharap soliditas dan kekompakan Golkar ke depan tetap terjaga," ujarnya.
Demi Mengedepankan Tata Krama
Dalam penjelasannya, Bamsoet menekankan bahwa keputusannya merupakan bagian dari cara Golkar untuk menyelesaikan masalah di internal partai. Mengedepankan tata krama antarsesama anggotanya.
"Ini cara Golkar selesaikan masalah. Kami yang muda patuh. Karena inilah cara kami di Partai Golkar selesaikan persoalan," ujarnya.
Tiga Alasan Bamsoet
Saat mengumumkan pengunduran dirinya, Bamsoet menekankan bahwa penguduran dirinya tanpa paksaan. Bahkan secara tegas dikatakan tidak ada paksaan dari Istana.
Situasi yang panas di tubuh Partai Golkar menjadi alasan pertama kenapa dia harus mundur dari bursa caketum.
Kedua, keputusan itu diambil demi kondusivitas iklim politik Tanah Air. Demi kepentingan bangsa, dia bersedia membatalkan keinginan untuk menjadi Ketum Golkar.
Ketiga, demi soliditas partai. Alasan ini ada setelah Bamsoet bertemu dengan para senior tokoh Partai Golkar seperti Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan pakar Agung Laksono dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Akbar Tanjung. Dia juga telah menemui Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno dan Pontjo Sutowo.
"Saya memutuskan untuk tidak meneruskan untuk persatuan dan kesatuan Partai Golkar plus semangat kami dengan Pak Airlangga dan didampingi pak Luhut, Dewan Pembina, Dewan Pakar memberikan nasihat agar rekonsiliasi," ujarnya.
Agun Gunandjar Juga Mundur seperti Bamsoet
Agun Gunandjar menyebut, kemunduran dirinya dari pencalonan ketum Golkar dilakukan demi kepentingan munas itu sendiri. Dia juga ingin menjaga semangat rekonsiliasi-konsolidatif yang ditumbuhkan di Munas X Partai Golkar.
"Saya melihat fenomena yang terjadi di hari ini itu rekonsiliatif. Jadi menghendaki agar munas ini konsolidasi-rekonsiliatif," ujar Agun di arena munas di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019.
Agun mengakui, dirinya mengikuti terus dinamika internal Golkar hingga Bamsoet akhirnya mengumumkan secara resmi pengunduran dirinya. Setelah itu Agun memutuskan untuk mundur juga sehingga Munas Golkar dilaksanakan dengan semangat yang sama.
Peluang Aklamasi Airlangga
Sebagai kandidat petahana, Airlangga Hartarto enggan berbicara mengenai kemungkinan adanya aklamasi dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar.
Padahal, mundurnya Bambang Soesatyo jelas membuat dirinya menjadi kuat dalam bursa pencalonan. Apalagi Bamsoet secara mengejutkan juga mendukung Airlangga. Meski begitu, Airlangga masih menunggu perkembangan lanjutan.
"Tentunya dengan mundurnya Pak Bamsoet ini tentu dinamikanya menjadi berbeda karena Bamsoet juga memberikan dukungan kepada saya dan tentunya ini akan menjadi bahan dalam pemandangan umum dalam sidang besok. Jadi kita tunggu sampai pandangan umum besok," kata Airlangga.
Kamis Ketum Golkar Dipilih
Dijadwalkan pemilihan caketum Partai Golkar akan berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2019. Proses tersebut dipastikan akan berlangsung tertib, sejuk dan damai. Airlangga juga yakin pemilihan akan berjalan dengan musyawarah dan mufakat, tanpa harus ribut dan bertikai.
"Ya tentunya dengan Pak BS mengundurkan diri proses musyawarah mufakat ini menjadi bagian dari proses musyawarah mufakat. kita hanya mengedepankan dalam proses demokrasi musyawarah mufakat itu menjadi yang prioritas. Kalau itu bisa dicapai kita lanjutkan saja," ujarnya.
Diketahui, kandidat calon Ketum Golkar awalnya ada sembilan yaitu Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Ali Yahya, juga Achmad Annama. Selain itu, ada juga Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarso, Derek Lopatty, juga Aris Mandji. Usai verifikasi, lima calon dinyatakan memenuhi syarat yaitu Airlangga, Bambang, Ali Yahya, Ridwan serta Agun. Saat ini, calon yang tersisa hanya Airlangga dan Ridwan.