Gerindra Ditawari Menteri, PKS Belum Percaya
VIVA – Partai Keadilan Sejahtera angkat suara mengenai wacana bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi pemerintah. Meski belum ada pernyataan terbuka, Anggota Majelis Syuro PKS, Aboe Bakar Al- Habsy, dirinya mengaku belum percaya terkait isu tersebut.
Hanya ia mengatakan, keputusan jadi atau tidaknya partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut bergabung bisa dipaksa oleh partainya selaku rekan koalisi.
"Namun jika memang itu terjadi, mau bilang apalagi. Saya tidak bisa mengusik dapur orang, biarlah masing-masing menentukan dapurnya," kata Aboe kepada wartawan, Rabu 26 Juni 2019.
Aboe mengatakan menjadi oposisi juga punya fungsi dan tugas yang mulia. Di sisi lain, memilih menjadi partai penyeimbang bukan juga pilihan posisi yang tidak mudah dijalankan.
Hanya ia membayangkan, jika jumlah koalisi partai diborong oleh pemerintah maka tidak ada yang menjadi penyeimbang terhadap kebijakan-kebijakan. "Memang menjadi oposisi itu tidak mudah, bisa dikatakan sangat susah," ucapnya.
Sebelumnya, upaya rekonsiliasi kubu Jokowi-Ma'ruf Amin dan kubu Prabowo-Sandiaga Uno kembali menguat pasca Pemilu serentak terlaksana. Sejumlah kurrsi menteri dan pimpinan parlemen disebut-sebut sebagai pilihan yang ditawarkan kubu Jokowi.
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmda Riza Patria, menyampaikan bahwa partainya masih menunggu putusan sengketa pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi
Ajakan dari koalisi pemerintah agar Partai Gerindra bergabung, kata Riza, tetap disambut baik. Apalagi menurutnya, salah satu petinggi tim kampanye Jokowi-Ma'ruf, secara terang-terangan mengatakan partai pimpinan Prabowo Subianto itu dianggap paling punya sikap dari partai lainnya.
"Semua keputusannya tentu diambil melalui rapat-rapat internal. Bisa melalui rakernas, bisa melalui rapimnas, sebagaimana dulu 2014 juga Pak Prabowo memutuskan berkoalisi atau tidak berkoalisi melalui mekanisme rakernas atau rapimnas," kata Riza, Senin kemarin.