Lieus Sungkharisma: Gue Encek-encek Glodok, Makarnya Gimana?

Aktivis Lieus Sungkharisma saat deklarasi kedaulatan rakyat di Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Lilis

VIVA – Aktivis Lieus Sungkharisma menceritakan mendapatkan sejumlah surat atas pemanggilan karena dugaan makar. Ia menilai kepolisian terlalu 'nafsu memakarinya'. 

"Ketika panggilan kedua, padahal Selasa kemarin saya dapat dari Bareskrim, tuduhannya sama makar juga. Jadi nafsu banget ini polisi. Gue ni encek-encek dari Glodok. Makarnya gimana? Ampun. Kayak enggak ada kerjaan," kata Lieus dalam deklarasi gerakan kedaulatan rakyat di Rumah Perjuangan Rakyat, Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019.

Ia pun menyindir ada tiga kambing yang mati disidik polisi. Tapi ada 600 petugas KPPS meninggal dunia tapi tak disidik. Ia menilai pemerintah saat ini salah bisa menakutinya dengan pasal makar.

"Dipanggil, dituduh makar, ditahan pun enggak ada rakyat yang takut, kalau kita bela kedaulatan rakyat. Hak kita, suara kita yang dicurangi, suara kita yang dirampok," kata Lieus.

Lieus heran ada kecurangan salah input tapi tak ditegur. Padahal dalam Undang-undang Pemilu, bila ada satu suara diubah maka bisa dipidana empat tahun dengan denda Rp48 juta.

"Anehnya, polisi demennya uber-uber si Lieus. Saya terima undangan jam 1 pagi. Nafsu banget lu makarin gue," kata Lieus.

Ia mempertanyakan kenapa kepolisian ingin cepat-cepat memanggilnya. Ia mengakui panggilan kedua memang tak datang.

"Terakhir dijemput ya. Tapi enggak apa-apa. Kita harus lawan. Dia mau nakutin kita, kita anggap santai saja karena kita merasa benar. Kalau besok kita kumpul jangan takut-takutin makar. Itu hak kita berkumpul, berserikat, dijamin UUD. Merdeka, merdeka, merdeka," kata Lieus. (ase)