Prabowo: Sapi Mati Enam Secara Mendadak Saja Diautopsi
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Calon Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto, kembali menyampaikan pidato mengenai penilaiannya soal kondisi bangsa Indonesia saat ini. Kali ini, pidato tersebut disampaikan Prabowo melalui video berdurasi empat menit, yang disebarkan melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp.
Dalam video tersebut, Prabowo mengatakan bahwa keadaan bangsa Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Karena saat ini kedaulatan rakyat yang merupakan sendi penting dalam demokrasi, tengah mengalami cobaan yang sangat berat, bahkan ada upaya merusak dan memperkosa kedaulatan rakyat.
Selain itu, Prabowo juga menyoroti terkait banyaknya anggota KPPS yang meninggal dalam bertugas, dan Menurutnya hal ini pertama kalinya terjadi dalam sebuah pemilihan umum dimana lebih dari 570 petugas meninggal dalam keadaan yang penuh tanda tanya.
Untuk itu, Dia meminta pemerintah harus menginvestigasi penyebab kematian ratusan anggota kpps itu. Agar diketahui penyebab yang jelas terkait penyebab kematian ratusan anggota KPPS.
"Bahkan ada yang meninggal pada usia 19 tahun, 21 tahun, 30 tahun tidak mungkin terus yaitu mati karena kelelahan. Kita sebenarnya berharap bahwa pemerintah segera melakukan investigasi penyelidikan dan melakukan autopsi sehingga jelas kita tahu sebabnya apa," kata Prabowo dalam video pidatonya tersebut yang disebarkan Kamis 16 Mei 2019.
Prabowo membandingkan kasus ini dengan adanya kasus kematian enam ekor sapi secara mendadak di salah satu daerah di Indonesia. Pada saat itu, kementerian kesehatan dengan sigap melakukan investigasi, namun ketika ratusan manusia yang mati, pemerintah terkesan biasa saja, dan ini sangat janggal.
"Saudara-saudara, ada beberapa ekor sapi di Kabupaten Lamongan mati mendadak, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, melakukan autopsi terhadap sapi-sapi tersebut. Kalau tidak salah 6, 6 ekor sapi tersebut dilakukan autopsi, 570 anak bangsa meninggal sangat mengherankan tidak ada upaya mencari tahu mengapa mereka meninggal." ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu. (ren)