Saling Lapor di Tahun Politik, Setara: Tak Sehat untuk Demokrasi

Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar GM

VIVA – Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menilai, kebiasaan pihak-pihak yang saling bersaing di dunia politik untuk melaporkan lawan politik mereka, atas tuduhan tertentu ke kepolisian sebagai kebiasaan yang membuat pelaksanaan demokrasi menjadi tak sehat.

Menurut Bonar, kebiasaan yang kerap terjadi di tahun-tahun politik, seolah membuat penegakan hukum hanya menjadi sarana politik saja.

"Kita melihat bahwa muncul apa yang disebut generasi pelapor. Saling lapor-melapor satu sama lain, untuk menundukkan atau menyudutkan lawan politiknya. Dan itu tentu tidak sehat untuk demokrasi," ujar Bonar dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 31 Maret 2019.

Bonar menyampaikan, pelaporan juga tak jarang sekadar dilatarbelakangi hal-hal yang tak substantif, semisal perbedaan identitas hingga agama. Bonar mewanti-wanti tindakan yang menjurus kepada polarisasi masyarakat itu akan memberi efek negatif jangka panjang, juga terhadap bangsa.

"Bentuk-bentuk politisasi identitas, politisasi agama demi perebutan jabatan di ruang publik, ini akan berdampak kepada kebebasan beragama, kepada toleransi, dan penghargaan kepada kemajemukan," ujar Bonar.

Menurut Bonar, pemerintah harus turun tangan mengambil langkah serius untuk menyikapi persoalan itu. Langkah yang bisa dikaji misalnya, revisi UU ITE, hingga aturan tentang penodaan agama yang sudah beberapa kali dimanfaatkan untuk tujuan politik.

"Kita selalu mengusulkan agar undang-undang penodaan agama diganti dengan undang-undang tentang kebencian berdasarkan agama. Jadi jelas deliknya. Kalau yang sekarang ini kan terlalu luas, terlalu lebar sehingga bisa ditafsirkan begitu saja," ujar Bonar.