Tulis soal Hoax di Google, Fahri Hamzah: Yang Keluar Indonesia Semua
VIVA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengaku sensitif mendengar pernyataan hoax mengancam deligitimasi pemerintah. Dia menilai wacana UU Terorisme mau diterapkan ke pelaku hoax adalah bentuk kegamangan dan kegagapan naratif demokrasi.
"Kalau dengar negara mau kontrol masyarakat badan saya bentol-bentol," ujar Fahri dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne, #ILCHoaxDibasmiUUTerorisme Selasa 26 Maret 2019.
Fahri menyebut dewasa ini saat ia menulis the meaning of hoax di Google. Namun, yang muncul justru artikel soal Indonesia semua. Hal itu menunjukan bahwa Indonesia yang gelisah akan hoax.
"Yang keluar artikel soal Indonesia semua. Karena yang gelisah dengan kebebasan ini hanya kita. Yang lagi gamang, galau, disorientasi adalah kita. Terutama para penguasa sekarang," katanya.
Kata dia, negara bukan hanya ingin menaruh soal UU Terorisme pada pelaku hoax. Tapi, sudah dilakukan tindakan prefentif namun masyarakat diam. Ia pun menyinggung kasus ucapan idiot yang berakhir dipidana.
"Negara lemah kapasitasnya. Negara gagal nampak sok sukses. Yang terjadi saat ini saban hari negara kampanye sok sukses padahal gagal. Negara lagi make-up padahal gagal," lanjut pendiri PKS itu.
Fahri sempat mencontohkan, pemerintah harusnya meniru Amerika Serikat memiliki juru bicara yang bisa menjawab permasalahan yang berkembang di masyarakat. Namun, sosok ini tak ada di pemerintahan sekarang.
"Juru bicaranya siapa? Sehingga kalau ada hoax berkembang dijawab hari itu juga sehingga enggak kaya sekarang dihukum, ada ngomong gini dibui. Dihambat enggak boleh ngomong ini," kata dia.
Terakhir, ia mengatakan kalau pemerintah mau berubah masih ada 20 hari lagi. Sisa waktu ini merujuk sebelum masyarakat menentukan pilihannya di Pemilu pada 17 Apri 2019.