Prabowo Sebut Anggaran Negara Bocor 25 Persen, Begini Penjelasannya

Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (kanan) dan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto (kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Raden Muhammad Syafi’i atau Romo Syafi’i menjelaskan ucapan calon presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang mengatakan ada kebocoran anggaran negara sebesar 25 persen. Menurut Syafi'i, apa yang dikatakan Prabowo itu berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno.

"Sebenarnya kalau data-data dari BPN sendiri tentang pertumbuhan ekonomi, tentang rasio pajak. Sebenarnya kita harusnya mendapatkan anggaran pendapatan yang lebih dari apa yang termuat di APBN, karena kita bisa menghitung dari potensi yang sebenarnya harus masuk dengan apa yang tersaji di dalam APBN," kata Syafi'i di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis 7 Februari 2019.

Dia menghitung berdasarkan jumlah yang seharusnya diperoleh dari pemasukan pajak yang dibayar oleh para wajib pajak yang taat, seperti pajak rumah makan dan pajak belanja. Jika itu semua masuk ke dalam APBN, dia menduga pendapatan negara dalam APBN akan lebih banyak dari yang dianggarkan saat ini. Jika tidak sesuai atau lebih sedikit dia menilai ada kebocoran.

"Paling tidak, paling rendah itu kebocorannya adalah sekitar 25 persen dari APBN kita sekarang, sekarang Rp2.020 triliun, jadi kalau 25 persen berarti seperempatnya, kurang lebih Rp505 triliun," ujarnya.

Syafi'i menjelaskan, tentu yang dihitung oleh pihaknya bukan hanya dari pajak saja. Tetapi juga dari pemasukan lainnya yang seharusnya masuk dalam APBN.

"Kalau kita melihat masih banyak kebocoran. Paling minimal kebocoran itu jumlahnya 25 persen tentu bukan dari pajak saja, dari yang lain, dari pertambangan, dari neraca perdagangan kita dan sebagainya," ujarnya. (art)