Perusakan Atribut Demokrat Dinilai Rusak Keindahan Demokrasi
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Koordinator Juru Bicara pasangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan, tindakan sekelompok orang yang merusak bendera dan spanduk Partai Demokrat yang dipasang di ruas jalan Kota Pekanbaru, Riau.
Kondisi ini dianggap tidak hanya menyakitkan Partai Demokrat, tapi juga seharusnya dirasakan oleh seluruh parpol peserta Pemilu 2019 yang telah mendeklarasikan kampanye sejuk.
"Tidak hanya bagi Partai Demokrat. Kejadian ini juga sudah merusak komitmen seluruh parpol peserta pemilu," kata Dahnil melalui keterangan tertulisnya, Sabtu 15 Desember 2018.
Menurut Dahnil, tindakan ini sama saja dengan upaya menginjak-injak nilai demokrasi damai dan sejuk yang merupakan komitmen semua partai politik dalam melaksanakan pemilihan umum 2019.
"Ini adalah cara-cara yang pihak yang tak bertanggung jawab untuk merusak keindahan tatanan demokrasi yang sedang dibangun," ujar Dahnil.
Ia enggan menyalahkan dari mana asal sekelompok orang yang merusak alat peraga kampanye tersebut. Namun, pihak Kepolisian harus segera menuntaskan perkara seperti ini jika ingin demokrasi di Indonesia tetap berlangsung sesuai yang diharapkan.
"Siapapun yang melakukan ini harus segera dituntaskan. Keberhasilan demokrasi dapat berjalan baik jika hal-hal semacam ini dapat dihindari," kata Dahnil.
Ia mengaku tentu tidak bisa menduga-duga motif apa yang dilakukan orang-orang tersebut.
"Biarkan Kepolisian yang menuntaskan perkara ini dengan profesional agar terungkap dengan jelas maksud pelanggaran hukum ini," kata Dahnil.
Perusakan bendera dan spanduk ini diduga berkaitan dengan kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan di Pekanbaru sejak Jumat 14 Desember 2018 untuk berkampanye.
SBY dan rombongannya akan berada di Pekanbaru selama 4 hari. Dan pada hari tersebut diketahui bahwa Presiden Jokowi juga melakukan kunjungan kerja sekaligus kampanye di kota itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono mengaku juga tak mau berspekulasi soal siapa yang merusak baliho Demokrat. Ia menilai bila memang ada bukti maka sebaiknya ditindaklanjuti.
"Saya nggak tahu siapa yang rusak, ada bukti siapa yang melakukan pengerusakan apa engga. Kalau misalkan ada bukti ya silahkan itu ditindaklanjuti," kata Ferry usai diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu 15 Desember 2018.