IMM Bantah Haedar Intervensi Muktamar Pemuda Muhammadiyah
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Dewan Pimpinan Pusat Mahasiswa Muhammadiyah prihatin dengan tuduhan Amien Rais kepada Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Sebelumnya, dalam silaturahmi Prabowo Subianto dengan warga Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu kemarin, 28 November 2018, Amien Rais menyebut Haedar telah berpolitik praktis di internal Pemuda Muhammadiyah.
"Sebelumnya beredar video Pak Amien yang mengumpulkan peserta muktamar. Dengan terang-terangan Pak Amien menyatakan Pak Haedar dan Pak Mu'ti mendukung Cak Nanto sebagai Ketum, dan meminta Labib supaya mundur, untuk mengalahkan Fanani (calon yang didukung oleh Dahni Anzar)," ujar Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Najih Prastiyo dalam keterangannya kepada VIVA, Kamis, 29 November 2018.
Mendapati hal itu, Najih kemudian mencoba mengonfirmasi Haedar, apakah yang dituduhkan Amien Rais itu benar. Karena Najih mengaku gusar begitu mendapati tuduhan Amien yang menyebut bahwa Haedar ikut campur di internal organisasi otonom Muhammadiyah.
"Dalam konfirmasi yang kami lakukan ke Pak Haedar, tidak benar bahwa Pak Haedar memanggil, tetapi para calon yang meminta waktu untuk ketemu. Pak Haedar dan Pak Mu'ti selaku PP Muhammadiyah menjawab positif, silakan maju bersama, silakan saling berkompetisi dengan baik dan jaga kebersamaan serta keutuhan Pemuda Muhammadiyah," ujar Najih.
"Artinya semua didukung oleh PP Muhammadiyah. Jadi tidak benar ada intervensi seperti yang disampaikan Pak Amien," Najih menambahkan.
Najih menyayangkan sikap Amien Rais yang tidak lebih dulu tabayun ke PP Muhammadiyah ketika mendapat informasi yang belum jelas. Apalagi, kata Najih, dua orang yang dituduhkan itu adalah kader Amien Rais sendiri di Muhammadiyah.
"Dalam konteks ini kami menilai justru Pak Amien yang melakukan politik praktis, yang datang ke "arena" sebagai orang partai dan mengarahkan dukungan pada calon tertentu di hadapan peserta muktamar," ujar Najih.
Oleh karena itu, dia meminta kepada semua pihak untuk tidak menarik-narik Muhammadiyah dan organisasi otonomnya untuk kepentingan politik praktis.
"Sebagai organisasi otonom kami berharap seluruh pihak berhenti menarik-narik Muhammadiyah dalam kepentingan partai politik yang ending-nya dukung-mendukung Muhammadiyah," tegasnya.