Cak Nanto Terpilih, Raja Antoni: Ini Hukuman Bagi Dahnil Simanjuntak
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Terpilihnya Sunanto atau Cak Nanto menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah disambut baik sejumlah kalangan. Mantan Ketua Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah Raja Juli Antoni, menilai sosok Cak Nanto dari dua sisi.
Toni menjelaskan kemenangan Cak Nanto ingin menyelamatkan Muhmmadiyah agar tetap berdiri pada Khittah yang menjaga jarak dengan partai politik ataupun kandidat.
"Pernyataan Cak Nanto setelah terpilih menunjukkan bahwa ia seperti halnya Pak Haedar Nashir (Ketum PP Muhammadiyah) akan menjaga Muhammadiyah dari intervensi kepentingan politik," kata Toni kepada VIVA, Kamis 29 November 2018.
Kemudian, Toni mengomentari mantan Ketua Umum Pemuda Muhammdiyah Dahnil Anzar Simanjuntak yakni Ahmad Fanani. Kemanangan Cak Nanto menurutnya seperti memperlihatkan hukuman bagi Dahnil yang kerap menyeret organisasi dalam kepentingan politiknya. Saat ini, Dahnil merupakan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Ini hukuman bagi Dahnil Simanjuntak yang mengenderai Pemuda Muhammadiyah secara ugal-ugalan, menyeret-nyeret Pemuda Muhammadiyah ke lingkaran politik praktis untuk kepentingan personal dirinya," kata Antoni yang juga Wakil Sekretaris Tim Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sebelumnya diketahui, usai terpilih menjadi Ketum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022, Cak Nanto mengatakan warga Muhammadiyah harus kembali ke khitah. Dalam pilihan politik warga Muhammadiyah tidak dipaksakan.
Sunanto memperoleh 590 suara, disusul Ahmad Labib dengan 292 suara, dan Fanani sebanyak 266 suara. Sementara tiga kandidat lain yaitu Sukron mendapatkan 2 suara, Faisal 2 suara dan Fajar tak mendapatkan suara alias nol.
"Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah dan kultural. Tidak boleh menyeretnya kepada kepentingan politik pragmatis. Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar muhammadiyah," ujar Cak Nanto.