Jadi Ketua Tim Kampanye, Ini Plus Minus Erick Thohir dan Joko Santoso

Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA – Erick Thohir didapuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. Begitu juga Jenderal TNI Purnawirawan Djoko Santoso didaulat menjadi Ketua TKN pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. 

Pengamat Politik Gun Gun Heryanto menilai, kedua tim pemenangan itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut dia, kelebihan dari Erick yaitu, dia sebagai seorang pengusaha yang sukses dan mempunyai pengalaman manajemen organisasi, yang sangat terbiasa terukur dalam konteks capaian-capaian standar operasional prosedur. 

Kedua, Erick punya basis pengalaman basis lintas sektor. Misalnya, di organisasi olahraga dia pernah menjadi asosiasi basket, tidak hanya domestik nasional tapi se-Asia Tenggara. 

"Dengan Group Mahakanya punya foundation yang bergerak di bidang sosial di luar bisnis, jaringan komunikasi lintas sektoral," ujar Gun Gun kepada VIVA di Jakarta, Minggu, 9 September 2018. 

Yang ketiga kata Gun Gun, Erick mempunyai kelebihan baru yaitu sukses menggelar Asian Games sebagai ketua INASGOC mendapatkan publisitas lebih dari memadai ketika perhelatan Asian Games yang di Jakarta dan Palembang, bukan hanya sukses dalam penyelengaraan tapi meningkatnya prestasi dengan perolehan medali terbanyak.

"Keempat, bisa menutup celah yang mungkin kemarin agak terbuka oleh Sandiaga yaitu soal pendekatan kelompok milenial, nah Pak Erick Thohir bisa mengisi itu karena dia punya karakter pebisnis, cukup muda seusia Sandiaga Uno, dan bisnisnya banyak menyentuh kelompok milenial seperti konten kreatif digital, advertaising dan lain-lain," ujarnya menjelaskan. 

Di samping punya kelebihan, tentunya saja satu sisi Erick pun dinilai memiliki kekurangan dalam menjalankan amanah tersebut. Kelemahan utamanya menurut dia, Erick bukanlah berasal dari partai politik.

"Dimana kita sama-sama tahu bukan orang parpol ada tantangan sekaligus bisa menjadi kelemahan kalau tidak bisa ditutup yaitu soal aceptabilitas di semua kekuatan," katanya. 

Sementara itu untuk kelebihan Djoko Santoso menurutnya, Djoko mempunyai latar belakang dan tumbuh kembang dari TNI yang mempunyai kedispilinan, soliditas dan loyalitas. Sehingga dia punya pengalaman manajerial. 

"Kedua, dia juga sebagai mantan prajurit TNI mempunyai pengalaman banyak di teritorial, seperti jadi Pangdam, pengalaman itu membentuk jaringan kedaerahan yang lebih dari cukup," katanya. 

Kemudian kata dia, djoko dengan Prabowo seperti memiliki kedekatan tersendiri. Karena pernah sama-sama di organisasi TNI. Bahkan, dia aktif di organisasi sosial misalnya, pernah menjadi Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. 

"Dia jua pernah di organisasi tani, persaudaraan haji Indonesia, artinya dari sudut organisasi mumpuni," katanya. 

Tapi, kata Gun Gun, memang ada kelemahan bahwa dari calon presiden, calon wakil presiden hingga Ketua tim pemenangan ini berasal dari partai yang sama yaitu Partai Gerindra. 

"Dari sudut distribusi power sebenarnya terakumulasi di Partai Gerindra kurang lebih begitu, kalau tidak hati-hati maka akan muncul nanti bisa saja ketidakpuasan, ketidaknyamanan pada akumulasi power itu, dan sangat mungkin juga ada kemudian semacam iri dari partai pengusung, ada empat ada Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat," katanya. (mus)