Ketum Muhammadiyah Imbau Hentikan Kekerasan Politik Antar Anak Bangsa

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menilai jelang Pilpres 2019 sudah mulai muncul kekerasan politik. Menurutnya, kalau semua pihak berpolitik dengan tensi yang tinggi dalam memperjuangkan kepentingannya, tetapi mengabaikan tanggung jawab moral, ia khawatir akan terjadinya bentrokan antar anak bangsa. 

"Semua pihak di tubuh bangsa ini hendaknya bersepakat secara lahir dan batin bahwa dalam menghadapi kontestasi pemilu 2019 niscaya menghentikan dan tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, oleh siapapun, dan atas nama apapun," kata Haedar, dalam siaran persnya, Kamis ,30 Agustus 2018.

Maka ia meminta, termasuk aparat keamanan serta kalangan parpol dan ormas, untuk tetap menjaga komitmen politik yang luhur dan utama. 

Ditegaskannya, kekerasan dalam bentuk apapun bertentangan dengan agama, Pancasila, kebudayaan luhur bangsa, serta hukum dan tertib sosial, yang dijunjung tinggi di Indonesia. 

"Tidak ada ruang toleransi untuk tindakan kekerasan, baik sebagai bentuk aksi maupun reaksi. Sekali kekerasan dibiarkan dan dibenarkan, maka akan menjadi kebiasaan dan budaya kekerasan, yang akhirnya sulit untuk dihentikan. Kekerasan bahkan akan mengundang dan melahirkan kekerasan berantai," kata Haedar. 

Haedar meminta pihak kepolisian dan aparat keamanan bersikap dan bertindak tegas dalam menegakkan keamanan dan ketertiban. 

"Sekali kekerasan dibiarkan atau ditoleransi, maka akan melahirkan atau memperluas kekerasan serupa atau lainnya yang merugikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," katanya.

Media sosial wahana partisipasi politik 

Haedar melanjutkan, media sosial dan media massa semestinya dijadikan wahana partisipasi politik, dan peran kebangsaan yang cerdas, demokratis, dan berkeadaban mulia.

Menurutnya, para pengguna media sosial dan media massa mesti seksama dan bertanggung jawab. Tidak justru memproduksi pesan-pesan dan ujaran-ujaran yang serba keras, menghasut, serta menebar kebencian dan permusuhan sesama anak bangsa hanya karena perbedaan politik. 

Sedangkan kepada organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat, diimbau secara bersama-sama untuk mengawal proses politik Pemilu 2019 agar damai, aman, demokratis, dan berkeadaban utama. 

"Bersama-sama dapat mencegah segala bentuk kekerasan dan anarki, yang membuat bangsa ini terpecah dan hilang kebersamaan," kata Haedar.