Disebut Jadi Informan Mahar Politik, Adhyaksa Dault: Andi Arief Bohong

Adhyaksa Dault
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA – Adhyaksa Dault dengan tegas menampik pernyataan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, yang mengaku dapat informasi soal mahar politik sebesar Rp500 miliar kepada Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional dari Fadli Zon, Syarif Hasan, dan dirinya.

"Demi Allah, demi Rabi yang punya langit dan bumi. Itu Andi Arief bohong. Kalau dia bawa-bawa nama saya, dia bohong," kata Adhyaksa di kawasan Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu 19 Agustus 2018.

Dia mengaku tak pernah tahu ada omongan semacam itu. Adhyaksa mengatakan, pernyataan Andi Arief ngawur.

"Asal ngomong dia. Itu orang ngaco itu. Menurut saya, kacau dia, Adhyaksa ada di situ. Kalau soal gitu-gitu, saya mana tahu. Enggak pernah tahu saya," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, belum akan menempuh jalur hukum karena pernyataan Andi Arief tersebut. Adhyaksa meminta Andi Arief melakukan klarifikasi.

Adhyaksa sendiri sempat menunjukkan bukti, dia telah mengirimkan pesan singkat ke Andi Arief, namun tak direspons.

"Saya sudah bilang sama dia (Andi Arief), tetapi dia enggak jawab. Dia tuh betul-betul. Demi Allah, dia itu orang bohong sama saya. Saya minta klarifikasi. Demi Allah saya tidak tahu. Tolong klarifikasi," kata dia menyudahi.

Sebelumnya diberitakan, saat diwawancara oleh tvOne pada Minggu sore, 12 Agustus 2018, Andi menyatakan informasi yang didapat soal mahar politik itu berasal dari Fadli Zon, Syarif Hasan, dan Adhyaksa Dault.

"Yang saya kemukakan adalah fakta dan bukan karangan. Saya lakukan untuk mencegah, justru agar tidak terjadi mahar tersebut. Bagaimana pun ini koalisi sudah mendapat sambutan yang baik," ujar Andi.

Ia juga menceritakan, informasi soal mahar politik didapatkan kubu Partai Demokrat, setelah lima kali pertemuan. Ia membantah bahwa informasi yang dia sampaikan adalah informasi yang asal dan tanpa cek dan ricek. Sebab informasi tersebut disampaikan di hadapan elite partai. Ada Syarif Hasan, Amir Syamsudin, Hinca Panjaitan.

"Saya tak akan mengeluarkan informasi sembarangan. Saya sudah konfirmasi, cek ulang, bahkan dari Demokrat sudah datang ke Kertanegara untuk memastikan. Itu adalah informasi yang sudah melalui proses cek ricek dan didiskusikan. Jadi bukan informasi asal," ujar Andi kepada tvOne

Andi menegaskan, jika memang PAN dan PKS merasa dirugikan, kedua partai itu bisa melakukan tabayun. "Apakah itu sudah dilakukan PAN dan PKS?" ujarnya mempertanyakan.

Andi juga menambahkan, apa yang ia sampaikan itu, bahkan sudah diakui oleh Sandiaga Uno. Menurutnya, apa yang terjadi di kubu Prabowo adalah perubahan strategi.

"Jika sebelumnya pertimbangan utama adalah elektabilitas sudah cukup, tetapi akhirnya berubah bahwa logistik jadi pertimbangan utama. Ini adalah dinamika, silakan dilanjutkan, tapi saya punya niat baik untuk mencegahnya," kata Andi.