Gerindra: Seruan Jokowi Bisa Picu Perang Sipil

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Pidato Presiden Joko Widodo kepada massa relawannya akhir pekan lalu, agar tidak takut berantem, menuai kritik dari sebagian kalangan, termasuk dari Ketua DPP Partai Gerindra, Mohammad Nizar Zahro. Dia menilai apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi itu tetap merupakan bentuk provokasi.

"Di hadapan para relawannya, Presiden Jokowi menyulut percik pertikaian antar-anak bangsa," kata Nizar lewat pesan tertulisnya, Selasa 7 Agustus 2018.

Menurut dia, banyak para pentolan relawan menyatakan kesiapannya melaksanakan arahan presiden. Sehingga, bagi Nizar, seruan presiden itu jelas untuk melakukan perkelahian secara terbuka.

"Bila perkelahian meluas melibatkan banyak masyarakat, maka terjadilah perang sipil. Bila perang sipil telah meledak, maka ancaman disintegrasi bangsa sudah di depan mata," ujar Nizar.

Dia menjelaskan, persaingan politik boleh memanas tetapi tidak boleh disikapi dengan perkelahian. Jika nanti pada Pemilu 2019 terjadi perkelahian di masyarakat, maka Jokowi dianggap harus bertanggung jawab.

"Memerintahkan satu pihak berkelahi, itu artinya presiden memposisikan sebagian rakyatnya sebagai musuh yang harus diperangi," kata Nizar.

Sebelumnya, dalam rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu, 4 Agustus 2018, Jokowi menyampaikan pesan. Eks Gubernur DKI itu berharap para relawan tak gentar jika kubu lawan banyak melakukan cara-cara negatif dalam tahapan kampanye. Para relawan justru diharapkan bisa membalas dengan cara yang sepadan.

"Kalau diajak berantem juga berani. Tapi jangan mengajak loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi, jangan mengajak. Tapi kalau diajak, tidak boleh takut," ujar Jokowi. (ren)