Indonesia Diprediksi Hadapi Krisis yang Lebih Besar dari 1998

Aksi unjuk rasa pada Mei 1998 tuntut Presiden Soeharto Mundur
Sumber :
  • REUTERS/DW/TAN

VIVA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, menilai saat ini Indonesia di tengah ancaman krisis ekonomi. Bahkan, krisis ekonomi yang akan terjadi di Indonesia akan lebih besar dari tahun 1998.

Ferry mengatakan, ada beberapa indikator mengapa krisis ekonomi saat ini menjadi ancaman bagi Indonesia. Salah satunya yakni terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah.

"Hari ini krisis ekonomi sudah gejala dalam waktu dekat kami perkirakan akan menerpa. Karena salah satunya nilai tukar rupiah kita jatuh ke angka Rp14.500. Kami merasa perlu untuk membahas ancaman krisis ekonomi ini karena diperkirakan akan lebih besar dari krisis moneter tahun 1998," kata Ferry saat diskusi publik bertema 'Ancaman Krisis Ekonomi' Rabu sore, 1 Agustus 2018.

Saat ini menurut Ferry, masyarakat Indonesia tengah dilanda kesulitan lantaran biaya hidup yang harus dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan pemasukan yang mereka terima. Dampak dari krisis ekonomi yang akan terjadi kedepannya menurut Ferry akan lebih buruk dari 1998.

Sebab, pada tahun 1998 dahulu ada UMKM yang menunjang perekonomian Indonesia. Sedangkan saat ini sektor usaha kecil dan menengah itu dalam kondisi yang anjlok dan tak dapat menopang apabila terjadi krisis ekonomi.

"Saat gejala ini menerpa kita pemerintah Joko Widodo malah menutupi ini, mengklamuflase, memanipulasi data, dan menyampaikan secara tak jujur kepada masyarakat bahwa keadaan negara kita secara ekonomi baik-baik aja. Ini jelas berbahaya sekali," ujarnya.

Ia juga tak habis pikir dengan perkataan Menkeu Sri Mulyani yang menyebutkan bahwa setiap pelemahan Rp100 memberikan dampak ke penerimaan hingga Rp1,7 triliun. Menurutnya, itu adalah sebuah kebohongan.

Ferry mengatakan, dia bersama para tokoh nasional lainnya seperti Rizal Ramli, Rachmawati Soekarno Putri, Kwik Kian Gie, Said Iqbal dan juga para tokoh lainnya berencana membuat gerakan nasional terkait krisis ekonomi ini. Gerakan tersebut berencana mengingatkan pemerintah yang ada agar dapat memyadari dan menangani masalah ekonomi di tanah air.

"Kami berpikir untuk buat gerakan nasional bahwa sebenernya situasi krisis ekonomi ini sudah dekat. Kami akan jadi kelompok yang ingin ingatkan kepada pemerintah. Dan saya tegaskan, ini enggak ada hubungan dengan pilpres. Ini memyangkut kepentingan rakyat," ujarnya.