Demokrat Jajaki 'Kawinkan' Jusuf Kalla dan Agus Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan turut menanggapi pertemuan antara Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ia pun tak menampik adanya usulan agar JK bisa dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pemilu Presiden 2019.

"Kalau kami-kami ini yang bekerja di politik mana ada pertemuan yang tak memperbincangkan politik karena pertemuan itu sendiri saja sudah politik dan kalau ada yang mengawin-kawinkan JK-AHY, JK-AHY tho teman-teman juga yang bilang. Kami juga tak mungkin menolak itu," kata Hinca di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Rabu 27 Juni 2018.

Ia mengatakan akan membiarkan diskusi soal capres dan cawapres berjalan. Meski ia belum tahu kepastian keputusan partai yang terjadi nantinya. Namun menurutnya, kunjungan JK ke sejumlah tokoh bangsa dianggap sebagai langkah politik yang dinamis.

"Di kader banyak pendapatnya, macam-macam, waktu kami di puncak kami diskusi, kami buat polling di antara kami macam-macam, ada yang bilang pasangan ini, pasangan ini saya kira normal sampai nanti partai memutuskan A maka semua kader ikut. Tapi kalau gagasannya tentu semua orang akan kita mintai pandangannya untuk 40 hari ke depan," kata Hinca lagi.

Ia mengakui nama JK-AHY (Agus Yudhoyono) memang muncul dalam diskusi di internal Partai Demokrat. Munculnya berbagai nama ini menurutnya bagus sebab menunjukkan bahwa kader peduli dengan depan bangsa lima tahun ke depan.

"Kami punya pengalaman 5 tahun bersama saat SBY Presiden dan juga punya pengalaman sama-sama pas SBY dan JK jadi Menko. Jadi mereka punya pengalaman yang luar biasa, ketika bersama dan berseberangan pun itu sama punya pengalaman luar biasa," kata Hinca.

Saat ditanya seberapa serius Demokrat menginginkan JK-AHY, dia memprediksi hal ini akan diputuskan di menit-menit terakhir.

"Menurut hitung-hitungan saya ini politik last minute karena mungkin yang satu nunggu yang sana siapa dan yang sini nunggu yang sana siapa," katanya. (ren)