Balas Serangan SBY, Moeldoko: Saya Bisa Pertanggungjawabkan
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Pihak Istana kembali merespons tuduhan yang dilayangkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait ketidaknetralan aparat pemerintah di Pilkada Jawa Barat 2018. Aparat yang disinggung SBY adalah Polri dan intelijen.
Menurut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, netralitas para aparat tidak perlu diragukan. Pemerintah senantiasa menekankan kepada mereka, baik itu prajurit TNI, anggota kepolisian, hingga para aparatur sipil negara, supaya sama sekali tidak berpihak dalam perhelatan politik.
"Saya ingin menegaskan itu, bahwa tidak ada sebuah kebijakan (arahan keberpihakan) untuk itu, dan saya bisa mempertanggungjawabkan," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Mantan Panglima TNI ini menilai, kecemasan atas ketidaknetralan aparat sekadar muncul karena situasi politik memang memanas menjelang Pilkada pada 27 Juni 2018. Meski demikian, Moeldoko menjamin bahwa pemerintah tidak akan menciderai demokrasi dengan praktik-praktik itu.
"Proses demokrasi tidak akan dikotori oleh hal-hal yang bersifat pragmatis seperti itu," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, Ketua umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan adanya tindakan berat sebelah pihak Pemerintah kepada pasangan calon gubernur - wakil gubernur Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi menjelang pencoblosan pada 27 Juni 2018.
SBY: Kalau Intelijen Polisi Ingin Ciduk Saya, Silakan
Pihaknya mengungkapkan, tindakan berat sebelah itu dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol M Iriawan?.
"Di Jawa Barat yang baru saja dengar, apa harus rumah dinas mantan wakil gubernur digeledah, diperiksa Penjabat (Pj) Gubernur. Kalau tidak salah sekarang merembet ke rumahnya calon wakil gubernur," kata SBY di Bogor Jawa Barat, Sabtu 23 Juni 2018.
Menurutnya, hal tersebut sangat disayangkan terjadi. Bahkan, SBY mempertanyakan keadilan kenapa hanya pasangan Deddy-Dedi yang menjadi target penggeledahan.?
"Mengapa hanya pasangan ini? Mengapa pasangan yang lain tidak dilakukan, padahal dari sebagian mereka anggota legislatif sebelumnya," ujarnya.?