Anies Baswedan dan Gubernur NTB Masuk Radar Capres PAN
- instagram @aniesbaswedan
VIVA – Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, partainya masih belum menentukan sikap koalisi dan pengusungan pasangan capres dan cawapres untuk Pemilu 2019. Eddy mengatakan, PAN akan memutuskan peta koalisi dan siapa yang akan diusung sebagai capres-cawapres dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2018.
"Sampai saat ini belum bisa putuskan sampai kita rakernas. Kita harus himpun semua masukan yang ada agar jadi keputusan final," kata Eddy di kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat 18 Mei 2018.
Eddy menyebut, PAN masih berpegangan kepada hasil Rakernas PAN 2017 yaitu mereka sepakat memberikan amanah kepada Ketua Umum Zulkifli Hasan untuk menjadi Capres. Namun karena perolehan suara PAN saja tidak cukup untuk presidential thresold, mereka harus berkoalisi dengan parpol lain.
Eddy pun mengakui, akhir-akhir ini PAN aktif melakukan pembicaraan dengan beberapa tokoh yang berpeluang maju sebagai capres atau cawapres seperti dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, mantan panglima TNI Gator Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Eddy mengakui tokoh-tokoh tersebut termasuk nama-nama yang bisa saja akan diusung oleh PAN, baik untuk capres maupun cawapres.
"Semua orang yang bisa maju itu masuk dalam pembicaraan di internal PAN. Ada TGB, ada Gatot Nurmantyo, ada Anies Baswedan. PAN membuka komunikasi seluas-luasnya," ujar Eddy.
Namun sikap PAN masih menjadi tanda tanya terkait arah koalisi partai yang didirikan oleh Amien Rais tersebut. Sekarang PAN diketahui bahkan berada di dalam barisan parpol pendukung pemerintah Joko Widodo.
Hanya menurut Eddy, PAN punya keterikatan emosional dan kerja dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 lalu. Saat itu kader PAN, Hatta Rajasa digaet Prabowo dan partai pengusungnya untuk menjadi Cawapres.
"Secara history kita ada keterikatan kerja sama dan keterikatan emosional dengan Prabowo dan Gerindra," kata Eddy.