PKS Akui Berat Melawan Jokowi

Kampanye akbar PKS di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Pemilu 2014.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Partai Keadilan Sejahtera mengakui persentase tingkat elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden masih di bawah Joko Widodo. Satu di antara sekian sebabnya ialah kandidat wakil presiden untuk Prabowo belum jelas.

PKS pun mendesak Partai Gerindra, partai pengusung Prabowo, agar segera menetapkan sang calon wakil presiden sehingga dapat secepatnya dideklarasikan. Setelah itulah PKS meyakini elektabilitas Prabowo akan melonjak.

"Kami yakin suara Pak Prabowo akan naik signifikan setelah 11 April, dan akan jauh lebih signifikan setelah deklarasi (pasangan calon presiden dan wakil presiden),” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS, Mardani Ali Sera, di Jakarta pada Kamis, 3 Mei 2018.

Mardini merasa percaya diri bahwa Prabowo akan memilih satu di antara kadernya sebagai kandidat wakil presiden. PKS pun akan terus memperjuangkan itu.

"Kenapa PKS ngotot pingin sekarang, karena penantang itu berat, apalagi kelihatan elektabilitas Pak Jokowi, (tingkat) kepuasan publik, dan yang lain. Harus segera gerak dari sekarang. Kalau sudah deklarasi, itu akan lain trennya," ujarnya.

Penentuan calon wakil dan deklarasi secepatnya, menurut Mardani, penting juga untuk memicu atau penyemangat dalam upaya pemenangan pilkada serentak pada 2018. PKS berharap keputusan itu ditentukan paling lambat 13 Mei. 

Selain itu, deklarasi cepat, menurutnya, akan memberi pembelajaran politik yang baik kepada masyarakat. Publik bisa mempertimbangkan sejak awal siapa yang akan mereka pilih dalam pemilu tahun 2019. Ringkasnya, pemilu presiden tidak menjadi ajang tebak-tebakan karena calon pemimpin tak diperkenalkan sejak awal.

"Kita ingin mendidik masyarakat: tidak beli kucing dalam karung (baca: memilih calon pemimpin yang tak diketahui rekam jejaknya),” kata anggota Komisi II DPR RI itu.