PSI Sebut Sindiran Fadli Soal Racun Kalajengking Ngawur
- VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia, Dedek Prayudi, atau yang akrab disapa Uki, menganggap bahwa Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, telah gagal paham menanggapi pidato Presiden Joko Widodo soal Racun Kalajengking pada Musrenbangnas dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019.
"Oposisi zaman now kadang gagal melihat secara substantif ucapan dan keputusan presiden serta cenderung tergesa-gesa ingin mengomentari, sehingga terkesan 'ngawur'. Tapi sah-sah saja biar publik yang menilai," kata Uki dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 4 Mei 2018.
Menurut Uki, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh Fadli Zon sebelum mengomentari pernyataan Presiden. Dia mencatat setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan oleh pak Fadli sebelum merespons pidato Pak Jokowi, yakni konteks pidato dan substansi pidato.
"Tanpa pemahaman dua itu, justru respons Pak Fadli yang terkesan garbage in garbage out," ujar Uki.
Uki menjelaskan bahwa secara substansi, dengan menyebut kalajengking sebagai komoditas yang paling mahal, pidato presiden tersebut mengajak para kepala daerah agar tidak menyia-nyiakan waktu, sebuah komoditas yang paling mahal.
"Mari kita lihat secara utuh pidato bagian kalajengking tersebut. Beliau mengatakan bahwa ada yang lebih mahal daripada komoditas termahal sekalipun, yaitu waktu. Sedangkan racun kalajengking di sini digunakan sebagai contoh komoditas yang mahal tersebut," kata Uki.
Uki menambahkan, bahwa melalui pidatonya, Presiden menginginkan cara kerja yang cepat. Tantangan zaman ini menuntut semuanya bergerak cepat dan melewati birokrasi yang berbelit-belit.
"Buang-buang waktu yang dimaksud Presiden adalah cara kerja yang bertele-tele dan rantai birokrasi yang berbelit-belit, sedangkan tantangan zaman menuntut kita untuk bergerak sangat cepat," kata Uki.
Uki menganggap bahwa kemajuan zaman yang tak dapat dihindari oleh Indonesia adalah sebuah tantangan tersendiri. Dalam konteks sebuah bangsa besar yang tidak dapat dipisahkan dari kemajuan global, Indonesia harus mampu berkompetisi dengan waktu.
"Revolusi 4.0 yang disebutkan oleh Presiden Joko Widodo hanyalah sebuah contoh dari banyaknya indikasi perubahan zaman yang begitu cepat. Kami menyambut positif trigger dari Presiden untuk segera berlari kencang dan tidak terjebak dalam rutinitas dan perdebatan tidak perlu," katanya.
Menariknya, Uki juga menangkap kesan bahwa Presiden sedang melemparkan sindiran menghindari korupsi melalui ucapannya tentang komoditas racun kalajengking.
"Dalam pidato tersebut, Presiden juga mengatakan kepada kepala daerah, kalau mau kaya silakan ternak kalajengking. Saya menangkap sinyal bahwa presiden sedang mengingatkan para kepala daerah untuk tidak korupsi," ujar Uki.
Ia pun menyarankan agar oposisi melihat pidato Presiden dari sudut pandang substansi dan bukan hanya menggulirkan hal-hal yang menjadi perdebatan.
"Saya menghormati Pak Fadli, tapi sebagai anak bangsa, saya menyarankan oposisi untuk fokus kepada substansi, bukan hanya yang remeh-temeh seperti memotong-motong ucapan Presiden dan menggulirkan hal tersebut menjadi perdebatan agar demokrasi ini segera berlari cepat menuju demokrasi substansial, demokrasi yang diinginkan oleh generasi milenial," kata Uki.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat mencari racun kalajengking jika mau kaya. Menurut Fadli, ucapan Jokowi itu menyedihkan dan menyamakannya dengan sampah.