Luhut: Ekonomi Jauh Lebih Baik dari Prediksi Prabowo

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • M Nadlir

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengakui bahwa dirinya beberapa hari lalu sudah bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Luhut dengan tegas membantah bahwa pertemuan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya menduetkan Joko Widodo dengan Prabowo.

Menurutnya, pertemuan yang diselingi makan siang bersama dengan Prabowo pada hari Jumat lalu itu, tidak sama sekali mengarah pada menduetkan Jokowi dengan Prabowo. Ia mengaku, pertemuan tersebut dilakukan sebagai teman ketika masih berada di korps Tentara Nasional Indonesia (TNI) semata.

"Saya itu dengan Prabowo itu teman, masa tidak boleh bertemu," kata Luhut Binsar Panjaitan usai menghadiri Rakorbidnas Kemaritiman PDI Perjuangan di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu 8 April 2018.

Dalam pertemuan itu, kata Luhut, dirinya bersama Prabowo hanya melakukan diskusi tentang kondisi ekonomi saja. Hal itu dilakukan, kata Luhut, untuk memperjelas pernyataan Prabowo yang sempat kontroversial, yaitu terkait dengan Indonesia akan bubar pada tahun 2030.

"Macam mana Indonesia bubar. Tapi bagus apa yang disampaikan Prabowo mengingatkan kita semua agar kita waspada, jadi kita enggak boleh ge-er dan merasa paling hebat," ujarnya.

Luhut menegaskan, arah kebijakan ekonomi nasional saat ini jauh dari apa yang diprediksi oleh Prabowo. Menurutnya, arah kebijakan ekonomi nasional di bawah pemerintahan Jokowi saat ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

"Indikasi ekonomi nasional kita sama sekali tidak mengarah ke situ. Itu bisa terjadi kalau kemiskinan, ketidakadilan, keamanan itu terjadi dengan tajam. Semua terkendali dengan baik. Dan kita sudah teruji di tahun 98, begitu parahnya, kita mampu back up di situ. Jadi overall saya masih lihat di atas rata-rata," ujarnya.

Ketika disinggung apakah Prabowo akan maju bertarung dengan Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang, Ia menegaskan, itu tidak menjadi pembicaraan khusus kedua orang mantan Kopassus itu. Menurutnya, hak untuk maju menjadi salah satu pesaing Jokowi di 2019 itu murni menjadi hak Prabowo dan partai Gerindra.

"Kan kita juga tahu bagaimana keinginan Partai Gerindra, jadi kita biarkan saja mereka. Kalau mau challange pemerintahan Jokowi ya sah-sah saja kan namanya juga upaya. Kan boleh aja," ujarnya.