Ulama NU Jatim Rela Cak Imin Hanya Jadi Cawapres

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA – Ratusan ulama dan kiai Nahdlatul Ulama menyampaikan hasil musyawarah politik terkait dukungan untuk Pemilihan Presiden 2019 di Pesantren Progresif Bumi Sholawat Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka yang masuk barisan kelompok ini sepakat menyokong Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maju sebagai calon wakil presiden.

Ketua Umum DPP PKB, Cak Imin ikut hadir di Pesantren Progresif Bumi Sholawat dalam acara bertajuk Silaturrahim Ulama Nusantara, Sabtu malam, 31 Maret 2018.

Ada tujuh poin rekomendasi hasil musyawarah yang dibacakan dan dirangkum menjadi tiga hal inti. Salah satu poin inti adalah mendukung Cak Imin maju sebagai cawapres. Maklumat dukungan Cak Imin cawapres dibacakan oleh Katib Syuriah NU Jatim, KH Syafruddin Syarif.
 
"Dengan disertai ridha Allah disertai tekad yang bulat, para masyayikh, ulama, pengasuh pondok pesantren, dan kiai Nahdlatul Ulama, mengamanatkan kepada saudara H. A. Muhaimin Iskandar untuk berikhtiar menjadi calon wakil presiden 2019," kata Syafruddin.

Dia mengatakan, sebagai organisasi terbesar di Indonesia, bahkan dunia, semestinya NU mendorong kadernya tampil bukan hanya sebagai cawapres, tetapi capres. Namun, realitas politik menyiratkan bahwa untuk saat ini kader NU masih lebih tepat berada di posisi cawapres.

"Dan Cak Imin representasi dari Nahdlatul Ulama," katanya.

Cak Imin memiliki alasan sendiri kenapa pada akhirnya hanya menargetkan kursi RI-2. Pada Pilpres 2014, kata dia, PKB berkoalisi dengan beberapa partai pengusung memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla.

Menurutnya, tidak elok jika dirinya maju sebagai capres sementara Jokowi mau maju lagi untuk periode kedua. "Istilah Jawanya, kita ada sopan santunnya," ujarnya.