Gerindra: Pidato Prabowo Realita, Sumbernya dari Sejarah

Prabowo menggendong balita di acara Prabowo Menyapa.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Januar

VIVA –  Waketum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, menjelaskan pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030 bukan analisa pribadi. Tapi kajian dari para ahli di dunia diantaranya ahli sejarah.

"Dan yang beliau sampaikan menurut saya, beliau sampaikan dalam internal kita dalam rangka mengoreksi kita semua, siapa pun bahkan yang disebut elit termasuk DPR termasuk kami, karena kami hadir di situ," kata Edhy di gedung DPR, Jakarta, Rabu 21 Maret 2018.

Menurutnya, Prabowo bicara realita. Sehingga tak ada niat menebar pesimisme. Justru ada pesan optimisme bagi yang berpikir positif.

"Kami pikir beliau ingin negara ini lebih maju, berdaulat, lebih berkembang, lebih hebat," kata Edhy.

Ia membantah pernyataan tersebut terinsipirasi dari novel, tapi dari ahli sejarah. Ahli sejarah tersebut diantaranya bicara soal kepadatan penduduk.

"Nggak, beliau baca sejarah. Beliau tahu, baca buku. Itu semangat dan kekhawatiran, itu jadi kekhawatiran kita semua, bukan pesimisme. Menyampaikan realita dan fakta yang harus kita sikapi bersama. Itu koreksi buat kita semua. Saya pikir tidak ada niat apapun," kata  Edhy.