Gerindra: SBY Bukan Negarawan yang Baik
- ANTARA Foto/Yulius Satria Wijaya
VIVA - Politisi Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menyoroti kiprah Presiden ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun punya banyak kelebihan, Desmond melihat ada kekurangan yang cukup mencolok dari sosok SBY.
"SBY bukan negarawan yang baik, meskipun sebagai tokoh baik," kata Desmond dalam diskusi di tvOne, Selasa 20 Maret 2018.
Desmond menuturkan ketidaknegarawanan SBY terlihat dari tindakannya memotong Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, salah satu elite Partai Demokrat yang kini menjadi Gubernur NTB. Padahal, elektabilitas Zainul Majdi termasuk tinggi.
"SBY menggadang-gadang anaknya," kata Desmond lagi.
Anak yang dimaksud Desmond tentu saja Agus Harimurti Yudhoyono. Publik secara luas mengetahui anak sulung SBY itu diberi tempat sangat strategis di Partai Demokrat yaitu sebagai Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama) dan digadang-gadang menjadi the next leader dan bisa menjadi capres atau cawapres.
[Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama) pemenangan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono].
Desmond mengatakan kondisi berbeda dilakukan oleh PDIP dan Gerindra. Dua pimpinan partai itu, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, bisa berpikir soal regenerasi di luar trah keluarga mereka.
"PDIP dan Gerindra ini kan mata uang logam kitalah," kata Desmond.
Wakil Ketua Komisi III DPR itu menuturkan bahwa PDIP punya kepentingan renegerasi. Sikap yang sama dilakukan Gerindra yaitu tidak memusatkan kepemimpinan nasional pada pucuk pimpinan mereka atau keluarga semata.
"Keputusan Rakernas Gerindra sepakat mengusung Pak Prabowo, Pak Prabowo bilang lihat nanti. Pertama merasa sudah tua, kedua, belum tentu kesehatan nanti itu bagus. Ini manusiawi. Deklarasi 24 DPD itu dalam rangka mengingatkan Pak Prabowo yang sampai hari ini belum sikapi secara konkret," tuturnya. (ren)