PAN: LGBT Jadi Gaya Hidup dan Ada Pembiaran

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) dan Sekjen Eddy Suparno (kiri).
Sumber :
  • Antara Foto/ Hafidz Mubarak A.

VIVA - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menegaskan partainya menolak Lesbian, Gay, Biseks, Transgender (LGBT) karena dianggap tak sesuai dengan budaya dan karakter masyarakat Indonesia. Meski begitu, hak yang bersangkutan tetap dihormati.

"Kami tentang gerakannya, tapi bukan orangnya. Apalagi jika gerakan itu jadi gaya hidup karena bertentangan dengan agama, budaya, dan karakter masyarakat Indonesia," kata Eddy dalam diskusi di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018.

Meski begitu, ia menegaskan sikap PAN menentang LGBT bukan berarti menilai penganut LGBT memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan warga negara lainnya.

"Hak tetap kami hormati. Tapi gerakannya tak kami benarkan. Gerakan LGBT jadi gaya hidup dan di masyarakat ada proses pembiaran dan pembiasaan," kata Eddy.

Karena itu, ia menyatakan dukungannya terhadap perluasan pasal mengenai LGBT yang menyangkut rentang usia dalam RUU KUHP. Sebab, kondisi yang terjadi saat ini bersifat darurat.

"Kondisi darurat sekarang, darurat narkoba, darurat kekerasan seksual, ini juga darurat posisinya, enggak boleh ada pembiaran di ruang publik. Kami harap ini jadi sekian pembahasan untuk tuntaskan bahasan ini. Kita hormati tapi mohon hormati juga pandangan kami," kata Eddy.

Ia menambahkan jangan sampai persoalan LGBT menuai konflik berkelanjutan kalau tak dibahas tuntas. Karena itu gerakan LGBT harus dilarang tapi orangnya tetap dirangkul.

"Banyak yang setelah dirangkul jadi individu yang tak miliki penyimpangan seksual," kata Eddy. (ase)