1.158 Unit Bangunan Rusak Akibat Gempa Bumi Lebak Banten

Warga Lebak mengecek rumahnya pasca gempa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA – Sebanyak 1.158 unit bangunan dan infrastruktur rusak akibat digoyang gempa berkekuatan 6,1 skala richter yang mengguncang wilayah Lebak, Banten.

Menurut Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, kerusakan rumah dan infrastruktur akibat gempa berjumlah 1.158 unit. Terdiri dari 857 rusak ringan, 164 rusak sedang, 137 rusak berat.

Data terdampak gempa bumi terus diperbaharui oleh pemerintah daerah untuk mempermudah penanganan korban bencana.

"Data sementara, terdampak di 18 kecamatan, 62 Desa, 92 lokasi atau kampung. Masih terus di-update datanya," kata Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Selasa malam, 23 Januari 2018.

Sementara itu, data yang diperoleh dari Pemprov Banten, korban luka ringan berjumlah 10 orang. Pemprov terus berkoordinasi dengan Pemkab Lebak dan Pandeglang untuk menyalurkan bantuan ke korban bencana gempa bumi.

"Ada kemungkinan dampak gempa bertambah dan diharapkan tidak berdampak signifikan," kata Wakil Gubernur Banten, Andhika Hazrumy, Selasa, 23 Januari 2018.

Pemprov Banten sudah mendirikan posko evakuasi pasca bencana, untuk memastikan keadaan para korban gempa bumi dapat ditangani secara baik. "Masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik. Diharapkan masing-masing warga tetap menjaga keluarganya," jelasnya.

Gempa dengan kekuatan 6,1 SR mengguncang wilayah Lebak, Banten, pada Selasa siang, pukul 13.34 WIB. Guncangannya ikut dirasakan masyarakat di Jakarta, Tangerang dan Depok. Banyak pekerja yang berada di gedung tinggi berhamburan keluar.

Gempa terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono, gempa di selatan Jawa ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia di Selatan Banten.