Cagub Sudrajat Bicara Muslim-Nonmuslim dalam Pilgub Jabar

Bakal calon gubernur Jawa Barat, Mayor Jenderal (purnawirawan) Sudrajat, menemui tokoh-tokoh provinsi setempat di Kota Bandung pada Sabtu, 13 Januari 2018.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Bakal calon gubernur Jawa Barat, Mayor Jenderal (purnawirawan) Sudrajat, berjanji tak memanfaatkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam Pemilihan Gubernur provinsi itu.

Dia juga memastikan, politisasi isu SARA seperti dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 tak akan terjadi dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Lagi pula, situasi dan kondisi Jawa Barat berbeda dengan Jakarta.

Klarifikasi itu disampaikan Sudrajat berkaitan dengan tiga partai yang mendukungnya, yakni Partai Gerindra, PKS, dan PAN. Ketiga partai itu ialah pendukung pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

"Jangan sampai pertanyaan-pertanyaan dari Jakarta apakah Jawa Barat ini akan seperti Jakarta kasusnya Ahok dan segala macam. Enggak, lain. Saya akan jamin Jawa Barat tidak akan seperti Jakarta," katanya di Bandung pada Sabtu, 13 Januari 2018.

Dia mengaku sudah mengamati bahwa situasi politik Jawa Barat sekarang tak ada pertanda yang mengarah pada upaya menyudutkan kelompok nonmuslim.

Nilai-nilai keislaman dan karakter Sunda yang dijunjung tinggi sebagai modal untuk membangun Jawa Barat, katanya, bukan berarti menjadi ajang untuk mengurangi hak warga nonmuslim. Bahkan, Jawa Barat yang identik dengan masyarakat santri sesungguhnya menjadi modal untuk mempersatukan semua golongan.

"Jangan sampai nyantri itu menjadi sangat Islami dan menakutkan golongan lain; justru yang dikatakan Islami itu dia menjadi Islam yang rahmatan lil alamin, yang memberikan rahmat kepada semua golongan," katanya.

"Saya pesankan, Islami di Jawa Barat ini tidak akan menakutkan minoritas. Kita akan betul-betul melindungi dan mengamankan teman-teman kita yang bukan Islam. Jangan punya prasangka yang buruk terhadap nilai-nilai Islami yang ada di Sunda," ujarnya.