Aher: Unggul di Survei Belum Tentu Menang di Jabar
- VIVA.co.id/Suparman
VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) menyebut bahwa kandidat di Pemilihan Kepala Daerah Jabar 2018 yang unggul di sejumlah survei yang hasilnya dipublikasikan beberapa waktu ini, belum tentu akan unggul pula di Pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018 nanti. Gubernur Jabar yang menjabat dua periode dari 2008 ini berkaca kepada pengalamannya mengikuti Pilkada Jabar 2008 dan 2013.
"Tahun 2008, saya, di survei urutan buncit, tapi menang. Jadi siapa pun yang di survei ada di urutan tertinggi, jangan terlalu yakin untuk menang. Karena boleh jadi yang berada di posisi bawah ini menyalip ke atas," ujar Aher di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2018.
Sejumlah survei sendiri mengungkap nama-nama seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Deddy Mulyadi yang diproyeksi akan unggul. Menurut Aher, karakter masyarakat Jabar yang mandiri memang membuat hasil Pilkada Jabar secara umum lebih sulit diprediksi dibanding Pilkada-Pilkada lain. Selain itu, masa kampanye yang berlangsung lama, mencapai empat bulan, juga akan membuat preferensi masyarakat Jabar bisa berubah.
"Yang paling kuat bisa ke tengah, yang tengah bisa ke atas," ujar Aher.
Lebih lanjut, Aher berharap Pilkada yang dilaksanakan di daerahnya itu bisa berlangsung dengan aman, damai, dan lancar. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga berharap agar Pilkada Jabar tidak dicemari oleh kampanye hitam, juga negatif.
"Jadikan Pilkada ini sebagai bursa kontestasi gagasan, yang paling baik, dan serius membangun, sehingga lima tahun ke depan (pembangunan Jabar) bagus," ujar Aher.
Pilkada Jabar diikuti oleh empat pasangan calon, yaitu Ridwan Kamil - UU Ruzhanul Ulum, Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi, Sudrajat - Ahmad Syaikhu, dan TB Hasanuddin - Anton Charliyan.