Selama 2017 Polri Tembak Mati 55 Pelaku Narkoba

Ilustrasi-Bandar narkoba tewas.
Sumber :
  • http://www.boombastis.com/

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian memaparkan hasil kinerja Polri selama tahun 2017. Dalam kasus narkoba, Polri telah mengungkap 45.257 kasus narkoba dengan tersangka sebanyak 56.791 orang.

Dari kasus tersebut, polisi telah menembak mati 55 pelaku kejahatan narkoba di seluruh Indonesia. Dari jumlah pelaku itu, ada 46 Warga Negara Indonesia (WNI) dan sembilan Warga Negara Asing (WNA).

"Ada penindakan tegas tembak mati 55 pelaku selama tahun 2017 menindak tegas itu menembak mati, itu 55 orang," kata Tito dalam memaparkan hasil kinerja Kepolisian Republik Indonesia selama tahun 2017 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 29 Desember 2017.

Dari 55 orang yang ditembak mati itu, sebanyak 20 orang terjadi dalam pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya, Polda Sumatera Utara 13 orang, Polda Lampung 7 orang, pihak Bareskrim Polri sebanyak 6 orang, Polda Jawa Timur 4 orang, Polda Riau 2 orang, Polda Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan satu orang.

Tapi pada tahun 2017, kasus kejahatan narkotika dapat dikatakan menurun sebanyak lima persen. Pasalnya pada tahun 2016 kasus narkoba mencapai 47.767.

Sedangkan jumlah tersangka pada tahun ini juga mengalami tren penurunan. Dalam data yang dirilis, di tahun 2016 ada 60.387 tersangka yang ditangkap oleh polisi, dan di tahun 2017 polisi menangkap 56.791 tersangka.

Meskipun jumlah kasus dan tersangka mengalami penurunan, Tito mengungkapkan bahwa peningkatan justru terjadi pada barang bukti narkotika yang disita.

Barang bukti itu, untuk narkoba jenis ganja pada tahun ini polisi menyita 150 ton, padahal tahun 2016 hanya 11 ton. Angka itu naik 1.300 persen. Kemudian, ekstasi tahun ini disita 2,69 juta butir, sementara di tahun lalu, hanya 1,11 juta butir. Angka itu naik 142 persen.

Untuk narkoba jenis sabu pada tahun 2016 polisi menyita sebanyak 1,64 ton dan 2017 ada 2,55 ton yang diamankan. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 55 persen.

"Jadi meskipun kasusnya menurun, tersangkanya menurun, tetapi barang buktinya meningkat," ujarnya. (one)