Rawan Disusupi Teroris, RI Kawal Pemulangan Etnis Rohingya
- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA – Duta Besar (Dubes) RI untuk Myanmar, Ito Sumardi menemui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Kedatangan Ito untuk menjelaskan perkembangan terakhir pengembalian pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Rakhine State, Myanmar.
Pengawalan terhadap pengungsi Rohingya perlu dilakukan setelah Wiranto bertemu para tokoh militer di Myanmar. Alasannya, karena pengungsi Rohingya yang akan kembali rawan disusupi kelompok teroris.
"Pak Ito membantu saya untuk menghubungkan saya dengan tokoh-tokoh militer di sana. Kemudian, tadi melapor ke saya mereka siap melakukan satu MoU khusus dengan Indonesia untuk membantu pengamanan lawan terorisme di sana," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat 15 Desember 2017.
Ito menjelaskan, perlu penanganan khusus dalam proses repatriasi ini. Karena para pengungsi Rohingya yang akan dikembalikan dari Bangladesh ke Rakhine State rawan disusupi kelompok teroris dan kelompok radikal.
"Kalau ada yang nyusup ke sana kan yang tadinya kita inginkan kembalikan mereka ke Myanmar. Kemudian membangun perdamaian bisa batal. Artinya kan berhadapan lagi dengan pihak keamanan Myanmar," ujarnya.
Ia memastikan, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengupayakan repatriasi bukan untuk mencampuri urusan internal dari Myanmar. Pemerintah Indonesia sangat berhati-hati dalam upaya repatriasi pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar.
"Makanya kita masuk ke sana menjelaskan bahwa tujuan kami bukan intervensi masalah dalam negeri Myanmar, tapi betul-betul ingin menjaga stabilitas keamanan kawasan Asean untuk bebas dari terorisme," ujarnya menegaskan.
Menurut Wiranto, para pimpinan militer Myanmar sepakat atas bantuan pemerintah RI untuk mengawal pengembalian pengungsi Rohingya agar terbebas dari penyusupan kelompok radikal dan teroris.
"Tentu Indonesia dengan kepercayaan itu akan melakukan sebaik-baiknya. Karena PBB juga sangat mengharapkan peran Indonesia untuk bisa melaksanakan perdamaian di Myanmar. Ini sejalan dengan tujuan presiden Jokowi.” (mus)