Petani Bali Lagi Merugi akibat Abu Gunung Agung

Seorang petani kelapa di Kabupaten Karangasem memeriksa hasil panennya pasca terdampak paparan abu vulkanik Gunung Agung, Jumat (8/12/2017).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby A

VIVA – Sejumlah petani di Kabupaten Karangasem Bali terpaksa memanen lebih awal hasil pertanian mereka akibat terdampak erupsi Gunung Agung.

"Daripada nanti kelapanya malah rusak kena abu vulkanik. Lebih baik saya panen sekarang," kata Ni Made Sariasih, warga Desa Menanga, Jumat 8 Desember 2017.

Sariasih merupakan petani kelapa. Kebun miliknya kebetulan berada di zona merah erupsi Gunung Agung. "Saya pasrah saja nanti mau dibeli berapa oleh pengepul. Kanggoin (terima) saja berapapun hasilnya nanti," ujarnya.

Sebelum Sariasih, kakaknya juga mengalami hal serupa. Kebun cabai yang tinggal berapa pekan lagi dipanen, terpaksa akhirnya dipetik lebih awal.

"Tapi, ya tidak apa-apa namanya juga musibah. Kita terima saja. Yang penting di pengungsian kita tidak sakit," kata Sariasih.

Warga lainnya, Ketut Adi, juga mengaku terpaksa memanen padinya lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih parah. "Biasanya sekali panen saya dapat 20 ton beras. Tapi karena musibah gunung ini (Gunung Agung) saya hanya dapat 10 ton," katanya.

Menurut Ketut, mayoritas hasil pertanian di kawasan Gunung Agung memang terdampak abu vulkanik pasca letusan. Namun demikian, kerugian itu bukan cuma karena bencana, tapi juga karena warga sudah tidak ada yang mau mengurus lagi.

Warga desa, kata Ketut, memilih mengungsi bersama keluarganya ke tempat yang lebih aman. "Waktunya kasih pupuk tanaman kita masih sibuk mengungsi. Waktunya membersihkan rumput, kita tidak boleh mendekat ke sekitar gunung. Itulah kenapa pendapatan panen kita menurun," ujarnya. (ren)