Lava di Kawah Gunung Agung sedang Membeku, Prediksi PVMBG
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA – Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan situasi terkini gunung Agung terlihat lebih tenang ketimbang sebelumnya.
Ia menjelaskan adanya kemungkinan magma dari dalam perut yang keluar menjadi lava di puncak kawah gunung mengalami pembekuan.
Menurut Devy, jika sudah berada di permukaan maka lava akan cepat membeku. Magma yang keluar jadi lava bakal cepat menjadi dingin.
"Kalau semakin keras mobilitasnya semakin rendah," kata Devy saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu 3 Desember 2017.
Hanya menurut dia, yang menjadi pertanyaan adalah jikalau lava menjadi dingin lantaran magma kehabisan energi atau justru saat naik ke permukaan terhalang oleh bekuan lava yang telah mengeras. Devy mengatakan dia sempat naik ke puncak setelah erupsi terjadi untuk mengambil sampel lava.
"Saya pernah naik ke Rinjani untuk mengambil sampel guguran lava hanya beberapa jam, kurang 24 jam dari erupsi. Lavanya sudah mulai mendingin. Penyebab dingin tentu tergantung dari udara sekitarnya," ujarnya.
Menurut Devy, dari hasil pengukuran gas SO2 yang terkandung dalam magma, saat ini sedang mengalami penurunan cukup drastis. Bahkan Devy menyebut penurunannya 20 kali lipat lebih rendah dari fase erupsi beberapa waktu lalu.
"Tapi hal itu terjadi apakah karena magma sudah habis energinya atau terblok oleh penyumbatan," ujarnya.
Dari pengalaman kajian di di gunung Galeras, Meksiko sesaat sebelum erupsi dahsyat kata dia memberi contoh, terpantau penurunan intensitas gas SO2 dari puncak kawah. Begitu pula dengan di gunung Merapi saat meletus tahun 2010. "Merapi sebelum erupsi proksisma itu SO2 mengalami penurunan," ujarnya. (ase)