Erupsi Eksplosif Gunung Agung Tinggal Hitungan Jam
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA – Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika mengatakan, saat ini aliran magma Gunung Agung sedang naik terus mengisi ke permukaan.
Katanya, bila kondisinya sudah dangkal, maka dentuman yang sangat besar bisa dengan tiba-tiba terjadi. Karena itu, saat ini Gunung Agung telah memasuki fase kritis.
Menurutnya, fase kritis dapat dipastikan sedang terjadi karena seluruh stasiun pemantau di sekeliling Gunung Agung mencatat terjadi over scale selama setengah jam dari jam 13.30-14.00 WIB, di Gunung Agung.
Ditambahkan Gede Suantika, baru kali ini tercatat terjadi over scale. Jejak aliran magma dari bawah ke atas juga sudah over scale yang artinya, amplitudo yang tercatat di alat pengukur tidak lagi bisa mencatat saking besarnya.
"Over scale batas amplitudo 23 mm. Itu sekarang sudah tidak tercatat. Tadi berarti lebih dari 23 mm. Takutnya ini sudah dangkal, tiba-tiba dentuman yang sangat besar. Dia keluar berbarengan menjadi eksplosif tadi. Dampaknya tadi terlalu jauh, jadi kita terlalu sempit menentukan daerah bahaya," katanya kepada wartawan, Selasa 28 November 2017.
Tapi menurut Gede Suantika, BMKG sudah memperhitungkan kondisi itu. Dan selalu mengevaluasi rekomendasi zona bahaya. Katanya, bila mendekati batas dari yang terjadi saat ini, penetapan daerah bahaya akan dievaluasi lagi.
"Itu akan kita perluas lagi. Erupsinya kapan kita belum tahu, mungkin ke depan terlalu singkat. Indikasi letusan dentuman besar eksplosif sudah kuat. Tidak sampai harian. Hitungan jam ke depan erupsi eksplosif ditandai dentuman besar. Karena ini sudah erupsi, tinggal volume yang besar keluar jadi tinggal hitungan jam ke depan," katanya.
Dari pantuan VIVA, dengan kondisi ini petugas meminta wartawan dan warga segera menjauh dari pos pantau. Mereka dipaksa untuk segera turun. Saat ini kondisi di lokasi terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.