Wiranto: Tak Ada Kompromi dengan Kelompok Separatis Papua
- VIVA.co.id/Lilis Khalis
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menegaskan pemerintah tidak akan kompromi dengan Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) di Papua. Keberadaan KKSB ini dinilai sudah sangat meresahkan.
Bagi Wiranto, di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tidak dibolehkan sedikit pun ada kelompok yang melakukan tindakan separatisme. Apalagi kelompok yang hendak mencoba memisahkan diri dari NKRI.
Untuk itu, ia menegaskan, operasi gabungan TNI dan Polri di Papua akan dilaksanakan sampai tuntas. Sehingga tidak ada satupun kelompok Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata di Papua.
"Ya (operasi sampai tuntas). Namanya aja kelompok kriminal, kelompok yang meresahkan masyarakat, yang mengganggu kamtibmas ya dihabiskan, kita selesaikan. Kalau diantara mereka ada satu misi misi yang merupakan suatu gerakan separatisme, juga enggak dibiarkan hidup di Indonesia," kata Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin 20 November 2017.
Menurut mantan Panglima ABRI itu, sebagai negara yang merdeka, Indonesia sudah mutlak menguasai seluruh wilayahnya. Tak ada kompromi untuk kegiatan terkait separatisme.
"Jadi semua kegiatan yang separatisme harus kita hentikan, itu udah pasti. NKRI sudah final. Enggak ada satu kelompok pun yang bisa melepaskan diri dari NKRI. Ini tugas kita bersama, bukan hanya polisi, TNI, tapi (seluruh) warga Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI. Enggak ada kompromi soal itu," ujar Wiranto.
Untuk menumpas kelompok ini sampai tuntas, jumlah personil gabungan TNI dan Polri direncanakan akan ditambah dalam proses operasi itu. Tapi hal ini masih menunggu perkembangan dan laporan informasi dari intelijen terkait kekuatan kelompok separatisme di Papua.
"Itu sangat mungkin (penambahan pasukan). Tergantung bagaimana operasi di sana, tergantung bagaimana informasi intelijen soal kekuatan separatisme ataupun kriminal itu. Tapi sementara ini udah disinyalir kekuatannya sekitar 120 orang, senjata kira-kira 36 pucuk di wilayah itu," ujar Wiranto.
Mantan Menteri Pertahanan itu mengaku operasi ini tidak ditargetkan secara pasti waktunya hingga kapan, kalau bisa harus tuntas secepatnya. "Secepatnya. Tidak ada target waktu," ujarnya. (ren)