Dianggap Penambang Emas, Warga Tembagapura Dipulangkan
- VIVA.co.id/Net
VIVA – Pemerintah berencana akan memulangkan “paksa” seluruh warga yang telah direlokasi dari kawasan Kampung Banti dan Kimbely di kawasan Tembagapura Papua. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, seluruh warga pendatang itu merupakan para pendulang limbah emas dari PT Freeport Indonesia.
FOTO: Sejumlah warga Suku Amungme di Papua
"Sebab, kalau nanti kita biarkan ke daerah itu, pasti akan terulang lagi, terulang lagi, dan terulang lagi (konflik bersenjata). Karena daerah itu memang sangat terisolasi," kata Wiranto di Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin, 20 November 2017.
Menurut Wiranto, para pendatang dimaksud yakni seluruh masyarakat yang bukan merupakan suku asli di kawasan Kampung Banti dan Kimbely.
"Yang tinggal nanti hanya suku Amungme yang sudah sangat dikenal oleh Kapolri di sana," ujar Wiranto. "Tentu tidak akan diganggu oleh mereka (Kelompok bersenjata)" ujarnya.
Dua tahap pemulangan
FOTO: Sejumlah warga Papua yang bertahan di Kampung Banti dan Kimbely Papua usai kontak senjata antara TNI dan OPM Papua
Di tempat terpisah, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyebutkan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap warga yang berkeinginan untuk dipulangkan ke daerah asal.
"Tim Dukcapil sedang mengidentifikasi jika mereka tidak memiliki anggota keluarga yang berdomisili di Mimika lebih baik kembali ke daerah asal. Kalau ada yang punya keluarga di Mimika akan dikomunikasikan," kata Khofifah di Malang, Senin, 20 November 2017.
Dari rencana, total warga yang akan dipulangkan ke daerah asal, lanjut Khofifah, berjumlah 1.144 orang. Karena itu jika seluruhnya akan dipulangkan ke daerah asal, maka akan ada dua tahap pemulangan.
FOTO: Penampakan citra satelit permukiman warga di Kampung Banti dan Kimbely Papua yang menjadi areal pertambangan liar
Tahap pertama yakni 344 orang, dan tahap kedua sianya. "(Tahap kedua) Sedang diidentifikasi (pulang atau tidak)" kata Khofifah.
Akhir pekan lalu, sedikitnya 344 orang warga di Kampung Banti dan Kimbeli direlokasi oleh pasukan TNI-Polri dari daerah mereka. Dilaporkan, 1.300 warga yang berdiam di daerah itu telah diisolasi oleh kelompok bersenjata yang menamai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Setidaknya masih ada seribuan lebih warga yang bertahan karena menganggap itu tanah lahir mereka dan merasa tak bermasalah dengan kelompok bersenjata. (ren)