Turunkan Status Gunung Agung, PVMBG Bantah Ada Tekanan

Petugas melakukan pemantauan aktivitas Gunung Agung, Bali.
Sumber :
  • Bobby Andalan/ Bali

VIVA – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, membantah jika ada pihak-pihak tertentu yang menekan institusinya untuk menurunkan status Awas pada Gunung Agung menjadi Siaga.

Menurut dia, penurunan status itu bukan didasari tekanan dari berbagai pihak, melainkan dari hasil data yang ditunjukkan Gunung Agung. "Tidak ada tekanan. Ini, rekomendasi naik turunnya, berdasarkan data gunung itu sendiri," kata Kasbani, Senin 30 Oktober 2017.

Ia menjelaskan, dalam sembilan hari mulai 20-29 Oktober 2017, dari hasil pengamatan PVMBG, Gunung Agung menunjukkan penurunan aktivitas yang signifikan. Indikasi penurunan konsisten itu terjadi pada jumlah kegempaan maupun deformasi atau penggembungan.

"Sembilan hari terakhir, tiga hari pertama turun naik atau fluktuatif, enam hari terakhir turun pelan-pelan," ujarnya.

Kasbani berjanji, institusinya akan terus melakukan pengamatan Gunung Agung lantaran sewaktu-waktu aktivitasnya bisa saja meningkat kembali, bahkan terjadi letusan dan erupsi. "Ingat, pemantauan akan terus kami lakukan. Jadi sekali lagi tidak ada tekanan. Ini murni data teknis yang dikeluarkan gunung itu sendiri."

Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta kepada PVMBG untuk mengevaluasi kembali status Awas Gunung Agung karena berdampak serius pada perekonomian dan pembangunan Bali. Bahkan, Luhut memimpin langsung rapat evaluasi status awas Gunung Agung di kantornya. Saat itu, PVMBG meminta waktu hingga tanggal 29 Oktober untuk menentukan status gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

Jauh sebelumnya, pada pertemuan SAR yang digelar di Bali, Gubernur Made Mangku Pastika juga pernah melontarkan harapan agar PVMBG mengevaluasi status Awas Gunung Agung. Dasarnya sama, status awas berdampak luas bagi perekonomian dan pembangunan Bali secara keseluruhan. (mus)