Anggaran Beasiswa Minim, Menteri Nasir Dorong Peran Swasta

Menristekdikti Muhammad Nasir (lima dari kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yakin bahwa beasiswa merupakan investasi jangka panjang untuk mewujudkan generasi berdaya saing tinggi. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, melalui beasiswa, pemerintah terus bertekad memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.

Menurut Nasir, Kemenristekdikti memiliki program beasiswa, Bidikmisi dan Adik Papua & 3T, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia (SDM) terdidik di tingkat perguruan tinggi.

"Beasiswa ini juga untuk memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia," kata Nasir di Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2017.

Akan tetapi, ia melanjutkan, kemampuan pemerintah memberikan beasiswa bagi pemerataan akses kesempatan pendidikan tinggi masih terbatas.

"Kemenristekdikti mengalokasikan lebih dari Rp3,5 triliun beasiswa untuk tingkat mahasiswa (Bidikmisi dan Adik 3T dan Papua). Tapi itu masih kurang untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Idealnya sih Rp10 triliun," paparnya.

Dengan demikian, Nasir mengungkapkan, dibutuhkan peran dan partisipasi lembaga-lembaga swasta untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Peran Swasta

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Tanoto Foundation, Sihol Aritonang, mengatakan tahun ini pihaknya menggelontorkan dana program beasiswa untuk perguruan tinggi sebesar Rp22 miliar.

"Dana sebesar itu diberikan kepada 315 mahasiswa S1 dan S2 di 35 perguruan tinggi di Indonesia. Kami juga memberikan tunjangan berupa uang kuliah, tunjangan bulanan, dan pendanaan untuk program-program pengayaan," kata Sihol.

Selain beasiswa kuliah, Tanoto juga memberikan dana untuk penelitian aplikatif bagi para mahasiswa. Program itu bernama Tanoto Student Research Award, dengan anggaran Rp150 juta per perguruan tinggi.

Beberapa inovasi yang dibuat oleh mahasiswa dari bantuan dana Tanoto tersebut antara lain pesawat nirawak (drone) yang dibuat oleh Universitas Indonesia.

Sihol mengatakan kalau drone ini dibuat untuk tujuan nirmiliter seperti sektor pertanian hingga pencarian mayat dalam kubangan sisa bencana. (ren)