Gempa Tremor untuk Lepas Gas di Gunung Agung

Asap putih menyembur dari kawah Gunung Agung yang saat ini masih level awas terlihat dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Minggu (8/10).
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Sejak tiga hari terakhir, Gunung Agung diguncang 11 kali gempa tremor non-harmonic. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani menyebut gempa tremor non-harmonic merupakan indikasi pelepasan gas di perut gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

"Tremor non-harmonic itu biasanya berkitan dengan pelepasan gas ke atas menjadi embusan. Tapi tanpa tremor non-harmonic juga dia (Gunung Agung) tetap melepaskan gas ke atas. Buktinya dengan embusan asap putih yang keluar dari kawah," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu 15 Oktober 2017.

Meski diguncang gempa tremor non-harmonic, secara visual belum ada perubahan signifikan dari Gunung Agung. "Belum ada perubahan. Gempa masih tinggi, deformasi dari hasil pengamatan juga sama, semua masih konsisten. Di atas ada embusan asap setinggi 50-100 meter," tutur Kasbani.

Ia menjelaskan, masih ada desakan fluida-magma. Rekahan itu konsekuensi logis dari aktifnya gunung dan ada desakan dari bawah. “Desakan itu melalui kawah. Di dalam kawah itu kan ada zona-zona lemah, sehingga ada rekahan dan lain sebagainya. Jadi semua embusan lewat situ," ujarnya.