Ketua MPR Beberkan Tiga Masalah Kepemimpinan Jokowi-JK

Ketua Umum PAN dan Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan membeberkan sejumlah masalah yang belum diselesaikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Setidaknya, ada tiga masalah pokok yang disebutnya.

Pertama, Zulkifli menyoroti masih minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia. Sebelum masa jabatan Jokowi-JK berakhir, Zulkifli berharap, masalah lapangan pekerjaan dapat diselesaikan.

"Yang harus menjadi fokus di dua tahun terakhir (Kepemimpinan Jokowi-JK) ini yang pertama mengenai lapangan pekerjaan. Saya datang ke daerah-daerah, banyak sekali lulusan perguruan tinggi, lulusan SMA yang belum mendapat pekerjaan," kata Ketua Umum PAN itu di Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa 10 Oktober 2017.

Kedua, lanjutnya, mengenai kesejahteraan masyarakat hingga kesenjangan perekonomian. Khusus untuk kesejahteraan, kata dia, berkaitan dengan banyaknya harga bahan pokok yang meningkat.

"Kesejahteraannya menurun, kenapa? Dulu ada lembur, sekarang enggak ada lembur lagi. Dulu, ada penghasilan tambahan, sekarang mulai berkurang. Sementara, harga-harga terus meningkat," ucapnya.

"Harga sembako, kebutuhan bahan pokok, garam, gula, beras, dan lain-lain harganya meningkat. Juga harga listrik, harga gas, itu juga meningkat. Sehingga, banyak keluhan, penghasilan menurun, tetapi pengeluarannya naik," tambahnya.

Ketiga, Zulkifli menganggap jiwa nasionalisme masyarakat yang mulai memudar. Menurutnya, hal itu terbukti dengan masih seringnya beberapa individu, atau pun kelompok yang saling berkonflik.

"Kenapa setelah reformasi, kok Merah Putih (nasionalisme) kita ini mulai koyak. Kalau bukan kelompoknya, lawannya, saling menista, saling mencaci, gaduh, bikin resah, dan soal Pilkada ribut," tuturnya.

"Nah, saya mau mengajak, mari di bawah kepemimpinan Pak Jokowi-JK, dengan tegas saya mengatakan mari menjahit kembali Merah Putih. Kita harus bersatu, agar kegaduhan, saling curiga, saling menista, ini kita akhiri," ujarnya.