Propam Selidiki Asal Gergaji yang Sukses Bikin Kabur Napi

Ilustrasi napi di penjara.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id – Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihak Propam Polda Metro Jaya masih memeriksa anggota polisi Polres Jakarta Barat, terkait kaburnya delapan tahanan Polres Metro Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Propam, kata Argo, masih memeriksa anggota yang berjaga saat delapan tahanan tersebut melarikan diri.

Ia belum dapat memastikan apa anggota yang berjaga tersebut terlibat dalam kaburnya tahanan tersebut. "Nanti kan masih proses. kalau terbukti lalai ya kita kasih sanksi," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat 22 September 2017.

"Untuk anggota belum ada ya (terlibat). Tapi karena kelalaiannya bisa terjadi seperti itu ya. Nanti kita cek kembali apakah ada anggota lain yang terlibat," katanya.

Mengenai isu adanya anggota yang menerima uang sebesar Rp5 juta untuk menyelundupkan gergaji, alat yang digunakan para tahanan melarikan diri, ia belum dapat memastikannya. Dari hasil penyelidikan sementara, para anggota hanya menerima uang sebesar Rp50 ribu setiap empat kali besukan. "Dia ngasih Rp 50 ribu setiap besuk empat kali," katanya.

Untuk itu, Propam masih mendalami dari mana asal gergaji tersebut, apakah diselundupkan anggota yang berjaga atau anggota lain yang terlibat. "Makanya kita sedang mendalami yang memasukkan gergaji siapa. Apakah anggota itu atau anggota yang lain. Kalau yang jaga itu, cuma dapat Rp 50 ribu," katanya.

Diberitakan sebelumnya, delapan orang tahanan narkoba Kepolisian Metro Jakarta Barat melarikan diri pada Sabtu 16 September 2017 sekitar pukul 02.30 WIB dengan cara diduga menggergaji besi sel tahanan.

Empat petugas penjaga tahanan Polres Metro Jakarta Barat tengah diperiksa Bid Propam Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan bagaimana tahanan tersebut bisa kabur tanpa sepengetahuan mereka.

Sementara dari total tahanan yang kabur tujuh orang berhasil ditangkap kembali dibeberapa lokasi yang berbeda. Pertama tahanan atas nama Yocke Arya Winta ditangkap oleh warga Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, saat hendak kabur ke pemukiman warga.

Selang satu hari, pada Minggu, 17 September 2017 tiga pelaku diamankan dibeberapa lokasi berbeda, mereka adalah Bagas Fathiong Ramadhan bin Joko Susilo, Yudi Rohmansyah bin Rohman (otak pelarian) serta Franco Graizani Julizar bin Leo Francis. Namun, Yudi dan Franco tewas karena ditembak petugas saat mencoba melawan dengan senjata api rakitan.

Kemudian, tiga tahanan kembali berhasil diringkus adalah Abbi Isa bin Muhamd Nur, Kurniawan bin M Idrus, serta Ramlan bin Satin.  Sedangkan satu pelaku yang masih diburu yakni, Thio Erwin Gunawan.