Waspada, Fenomena Equinox Bakal Lintasi Sumatera Barat

Ilustrasi sinar Matahari.
Sumber :
  • REUTERS/Dylan Martinez

VIVA.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi bahwa wilayah Provinsi Sumatera Barat bakal dilintasi fenomena Equinox. Fenomena astronomi yang terjadi saat Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa itu diperkirakan melintasi wilayah Sumatera Barat pada Sabtu, 23 September 2017.

"Di wilayah Sumatera Barat fenomena ini akan melintasi di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat," kata Rahmat Triyono, kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Silaing Bawah, Kota Padang Panjang, Kamis 21 September 2017.

Rahmat menuturkan, saat fenomena Equinox terjadi, dipastikan suhu udara di wilayah yang dilintasinya akan meningkat. Kondisi ini memicu meningkatnya tingkat penguapan. 

"Hal ini dapat memicu pertumbuhan awan yang lebih cepat serta curah hujan yang lebih tinggi. Terjadinya gelombang tinggi juga merupakan dampak lain dari fenomena ini. Hal ini disebabkan meningkatnya suhu di sekitar khatulistiwa," ujar Rahmat. 

Selain itu, peningkatan suhu menyebabkan tekanan rendah, di mana angin bergerak menuju ke pusat tekanan rendah. Pergerakan angin yang mengarah ke khatulistiwa dapat menyebabkan gelombang tinggi di wilayah khatulistiwa. 

Jika fenomena Equinox bersamaan dengan fenomena atau gangguan cuaca lain seperti daerah tekanan rendah, konvergensi, MJO (Madden-Julian Oscillation), Rahmat mengatakan, juga bisa mengakibatkan cuaca ekstrem.
 
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat dapat mengantisipasi cuaca yang cukup panas dengan tidak banyak beraktivitas di luar rumah, mengurangi aktivitas di laut, meningkatkan daya tahan tubuh, serta tidak terpancing berita hoaks seperti kenaikan suhu yang dapat menyebabkan kerusakan organ dalam. 

"Perlu diwaspadai ketika curah hujan yang tinggi terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi dapat menyebabkan banjir di daerah sekitar muara sungai," kata Rahmat. 

Menurut Rahmat, pada 2017, fenomena ini mulai terjadi sejak 21 Maret hingga 23 September 2017, melintasi beberapa provinsi di wilayah Indonesia mulai dari Ternate, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat dan berakhir di Pulau Telo, Sumatera Utara.