Otak Pelarian Selusin Napi Lapas Sijunjung Dibekuk

Polisi memperlihatkan enam dari dua belas napi kabur dari Lapas Sijunjung, Sumatera Barat, yang berhasil ditangkap lagi pada Senin, 18 September 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id - Dua belas narapidana yang kabur dari Lapas Kelas IIB Muaro Sijunjung, Sumatera Barat, sudah merencanakan aksinya sejak seminggu lalu.

Perencana alias sutradara pelarian diketahui bernama Nasrul Efendi, narapidana kasus penganiayaan dan dan penyalahgunaan narkotika yang dihukum penjara 10 tahun 6 bulan. Dia sudah ditangkap lagi bersama lima napi lain yang kabur dengannya.

"Nasrul-lah yang kemudian mengajak kesebelas napi lain untuk melarikan diri, termasuk menyusun strategi dan mempersiapkan segala sesuatunya," kata Wakil Kepala Polres Sijunjung, Komisaris Polisi Himsar Siregar, pada Senin, 18 September 2017.

Nasrul, kata Himsar, juga yang kali pertama menodong dan menyerang petugas Lapas dengan menggunakan senjata tajam. Saat itu, ia dibantu napi lain, Risman Saogok, yang terjerat kasus penyalahgunaan narkotika. Setelah itu barulah napi lain merangsek keluar.

Melihat tindakan anarkis dari para napi, diduga kuat rencana pelarian mereka memang dengan cara melumpuhkan para petugas Lapas yang saat itu memang tengah piket jaga. Dibuktikan dengan banyak senjata tajam rakitan yang terdiri dari gunting, bekas sikat gigi, dan besi-besi lain yang dibuat sedemikian rupa untuk melumpuhkan petugas.

Polisi sudah memeriksa enam napi yang ditangkap lagi untuk mengorek informasi kemungkinan enam napi lain yang masih berkeliaran di luar. Keterangan itu juga bertujuan mengetahui secara detail kronologi kejadian, termasuk rencana aksi pelarian.

Dua belas napi Lapas Sijunjung melarikan diri pada Minggu sore, 17 September 2017. Mereka kabur setelah sempat menodongkan senjata tajam dan menganiaya petugas Lapas.

Kedua belas napi itu kabur saat petugas Lapas tengah mengantarkan makan siang untuk para napi. Di saat bersamaan, sejumlah napi tersebut menodongkan senjata tajam kepada seorang petugas jaga Lapas yang diketahui bernama Putra.

Mereka juga menyerang petugas piket lain, yakni Doni, sebelum kabur melalui pintu utama Lapas. Doni mengalami luka robek pada bagian kepala sebelah kanan, pergelangan tangan dan mengalami luka tusuk, sehingga terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setempat.