Walubi Minta Umat Buddha Myanmar Tidak Membunuh
- VIVA.co.id/SOS ACT Dok
VIVA.co.id – Penindasan terhadap etnis Rohingnya di Myanmar masih terjadi hingga hari ini. Konflik yang terjadi karena multifaktor ini sempat diwarnai dengan sentimen antara umat Buddha dan juga Muslim di Myanmar.
Meski demikian, hal itu tidak mempengaruhi kehidupan bermasyarakat antara umat Buddha dan Muslim di Tanah Air.
Paulus, Ketua Bidang Moral dan Kebajikan Generasi Muda Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia), mengungkapkan bahwa hingga hari ini umat Buddha masih hidup berdampingan dengan baik di Indonesia.
Dia mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi ataupun sentiman yang terjadi akibat konflik di Myanmar.
"Tidak ada (sentimen), baik perorangan maupun kelompok, sejauh ini baik-baik saja. Makanya Indonesia ini saya bilang hebat," ungkap Paulus saat ditemui di Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis 14 September 2017.
Bahkan, kata Paulus, Walubi juga mengecam tindakan yang dilakukan oleh sebagian umat Buddha di Myanmar. Menurutnya, yang dilakukan terhadap etnis Rohingya justru jauh dari ajaran Buddha sendiri.
"Walubi mengimbau umat Buddha Myanmar menghindari sila pertama dalam sila Buddhis yakni pembunuhan, karena buah karmanya sangat berat," ungkap Paulis.
Paulus juga mengajak masyarakat agar bisa dengan tulus dan serius mengumpulkan bantuan kemanusiaan untuk umat manusia di Myanmar.
"Kita sama-sama berdoa agar mendapatkan solusi bagi mereka yang sedang konfilik di Rohingya, dan Walubi sudah berpartisipasi membangun rumah sakit di Rohingya untuk membantu Muslim di sana," kata dia. (ase)