Pangungsi Rohingya dan Non Muslim Ditangani Terpisah

Massa yang tergabung dalam Forum Muslimah Sumsel Bersatu Peduli Rohingya di Monumen Perjuangan Rakyat Palembang, Sabtu (9/9/2017).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA.co.id – Sejak konflik pecah di Rakhine State, Myanmar, ternyata juga terjadi pemisahan dalam hal penanganan pasien dan korban konflik di beberapa rumah sakit sekitar wilayah konflik.

"Kondisinya dipisahkan dengan agama Budha dan muslim," ujar Ketua Divisi Konstruksi MER-C Idrus M Alatas di Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Kamis, 14 September 2017.

Pemisahan itu, lanjut Idrus, ditengarai oleh persepsi publik selama ini bahwa telah terjadi konflik antar agama di Rohingya. Karena itu pemisahan pun dilakukan guna meminimalisir dampak konflik.

"Makanya dipisahkan agar tidak mengurucut," katanya.

Meski demikian, Idrus berharap pemisahan itu bisa dihilangkan. Terutama seiring dengan adanya usaha konsolidasi dan perdamaian yang terjadi di Rakhine.

Di bagian lain, Idrus menyebut, MER-C yang bekerjasama dengan PMI dan Walubi, saat ini juga tengah membangun sebuah rumah sakit yang lokasinya berada Mwang Bee Mrauk U, yang lokasinya berbeda dengan wilayah konflik.

Rumah sakit yang dibangun sendiri akan lebih inklusif, tidak ada pemisahan dan semua mendapatkan hak perawatan yang sama.

Pembangunan rumah sakit ini diperkirakan menelan biaya hingga US$1,9 juta, termasuk peningkatan kompetensi dokter dan perawat.