Warga OKI Kini Sedang Sibuk Cari Harta Peninggalan Sriwijaya
- VIVA.co.id/Aji YK
VIVA.co.id – Warga Teluk Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI, Sumatera Selatan, berduyun-duyun untuk memburu harta karun di Sungai Bagan. Di sana, mereka ternyata sering menemukan beberapa perhiasan emas berupa cincin hingga perabotan yang diduga merupakan peninggalan harta Kerajaan Sriwijaya.
Sungai Bagan saat itu diduga sebagai tempat pelabuhan perdagangan masa Kerajaan Sriwijaya. Tim peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi telah terjun ke lokasi untuk melakukan investigasi dan inventarisasi beberapa temuan warga.
Kasubbag Media Komunikasi Publik Setda Pemerintah Kabupaten OKI, Adiyanto, mengatakan lokasi Teluk Cengal saat ini sedang diajukan sebagai cagar budaya dan pusat penelitian pariwisata, baik skala nasional maupun internasional, dengan adanya hasil temuan beberapa bentuk harta karun tersebut.
"Mereka (Tim BPCB) segera melaporkan hasil investigasi kepada pimpinannya untuk diteruskan ke pemerintah pusat. Ke depan ada tim lain yang akan menindaklanjuti lokasi bandar Kerajaan Sriwijaya di Teluk Cengal," kata Adiyanto di Sumatera Selatan, Rabu 6 September 2017.
Menurut Adiyanto, saat ini masyarakat sedang menunggu tindak lanjut dari pemerintah pusat. Apabila akan ditetapkan sebagai kawasan perlindungan, seluruh perburuan itu akan dihentikan dan disterilkan. Diduga, di lokasi tersebut banyak peninggalan arkeologi yang rusak dan hilang akibat kebakaran hutan dan lahan, penggalian liar serta digunakannya lahan situs tersebut untuk perkebunan monokultur.
“Kami siap jika kawasan Teluk Celuk dijadikan sebagai salah satu cagar budaya dan pusat penelitian pariwisata baik nasional maupun internasional, masyarakat juga menunggu,” ujarnya.
Ketua Tim Investigasi BPCB Jambi Novi Hariputranto mengatakan, selain emas, masyarakat juga beberapa kali menemukan perunggu di lokasi sungai Badan, Teluk Cengal.
Dari temuan itu, mereka meyakini jika ada peradaban bangsawan pada masa Kerajaan Sriwijaya yang terkubur di situs.
"Setidaknya ada permukiman bangsawan dahulunya di sini jika melihat hasil temuan ini. Kalau keramik itu dari luar, kalau gerabah itu dalam negeri. Ada jalur transaksi perdagangan di wilayah ini dahulu kala," kata Novi. (ase)