Orang dan Kendaraan, Mana yang Berkuasa di Jakarta?

Ilustrasi macet Jakarta
Sumber :
  • ANTARA Foto/Aprillio Akbar

VIVA.co.id – Pemerintah DKI Jakarta berencana memperluas jalur larangan bagi sepeda motor untuk melintas. Rencananya, akses yang akan tertutup untuk kendaraan roda dua ini adalah ruas Jalan Sudirman yang membentang sepanjang 4,1 kilometer.

"Suka, tidak suka, cepat atau lambat harus dilaksanakan," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah, Selasa, 5 September 2017.

Dalam data yang dimiliki Dinas Perhubungan, memang ada ketimpangan jauh antara pertumbuhan ruas jalan dan kendaraan di Jakarta.

Bayangkan saja, jika jalan setiap tahun hanya bertambah 0,01 persen, maka kendaraan di Jakarta mencapai 0,9 persen.

FOTO: Proses pembuatan jembatan Simpang Susun Semanggi beberapa waktu lalu

Ini artinya ada 1.500 kendaraan dalam setiap hari di Jakarta. Dengan rincian, 1.200 adalah sepeda motor dan sisanya 300 adalah mobil.

Angka itu mengerikan. Apalagi kalau sudah diakumulatif per bulan. Maka akan ada angka 45 ribu kendaraan baru yang lalu lalang di Jakarta setiap bulannya.

"Kecepatan pertambahan motor dibanding kecepatan pertambahan luas jalan itu seperti deret hitung melawan deret ukur, jomplang," kata Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.

FOTO: Polisi lalu lintas mengamankan pengendara motor yang menerobos Jalan Layang Non Tol Kasablanka beberapa waktu lalu

Ya, jumlah kendaraan di Jakarta memang 'menakutkan'. Bagaimana tidak, panjang jalan di Ibu Kota ini cuma 7.200 kilometer sementara jumlah kendaraannya mencapai 15 juta unit.

Bisa dibayangkan bukan, jika kendaraan ini disusun rapi di sepanjang jalan Jakarta. Bisa dipastikan tidak akan tertampung semuanya.

Belum jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, yang mencatat ada penduduk sebanyak 10,17 juta jiwa.

Semua akan makin rumit. Tak terbayang, jika seluruh manusia keluar ke jalan bersamaan dengan kendaraan mereka. Menakutkan. "Makanya kita dorong gunakan transportasi publik," kata Djarot.

FOTO: Kondisi kemacetan lalu lintas di Jakarta

Karena itu, segala ragam upaya pun dilakukan pemerintah untuk mengatur lalu lintas. Namun sayang, pengaturan ini tak dibarengi dengan komitmen untuk menekan produksi dan distribusi kendaraan di Ibu Kota.

Djarot pun mengakui tak bisa berbuat banyak soal itu. Jadi suka tidak suka, Jakarta, kota yang tak pernah tidur ini justru lebih dikuasai oleh kendaraan ketimbang manusianya.

"Kami tidak bisa mengontrol produksi kendaraan bermotor, silakan saja, tapi kami atur lalu lintas dan sistem transportasinya," kata Djarot. (one)