Wali Kota Tegal Disebut Terima Suap Rp300 Juta

Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Wali Kota Tegal Siti Masitha terkait kasus suap rumah sakit. Dari laporan yang diterimanya, total suap itu mencapai Rp300 juta.

"(Nilainya) Rp300 juta atau berapa juta gitu. Terkait (kasus suap) rumah sakit. Terus kami komunikasi di internal," kata Ganjar usai acara di kantor PDIP Jawa Tengah, Selasa malam, 29 Agustus 2017.

Informasi terkait penangkapan KPK terhadap Siti Masitha diperoleh Ganjar melalui seorang stafnya sekitar pukul 18.00 WIB. Suap terhadap Siti Masitha diduga berkaitan kasus pembangunan fisik ICU RSUD Tegal.

Penangkapan kepala daerah untuk kesekian kalinya oleh KPK, menurut Ganjar, merupakan tamparan keras bagi Jawa Tengah. Apalagi Siti Masitha bukan kepala daerah pertama yang ditangkap KPK.

"Jateng tertampar lagi. Bukan tanpa peringatan ya, kita sudah beberapa kali bicara sama teman-teman daerah," kata dia.

Meski begitu, mantan anggota DPR itu mendukung upaya KPK memberantas korupsi di wilayahnya. Bahkan Ganjar mengaku sudah beberapa kali mengingatkan kepada kepala daerah agar tak korupsi. Terlebih saat ini sudah era tranparansi.

"Kita kan lagi bekerja sama dengan KPK. Mereka bantu kita di Jateng, dari provinsi, kabupaten, kota diharapkan punya komitmen bagus, " ujar dia.

Kumpulkan kepala daerah

Pasca OTT KPK di Kota Tegal, Ganjar berencana akan melihat dan bertemu langsung dengan pejabat di daerah Kota Tegal. Rencana itu dilakukan bersamaan dirinya melakukan kunjungan kerja dan salat Idul Adha di wilayah Pantura, Rabu, 30 Agustus 2017.

"Saya mau berkunjung. Ada acara ke Pantura, saya mau ke sana untuk ajak bicara teman-teman di sana," ujar Ganjar.

Tak cuma itu, dalam waktu dekat Ganjar juga berencana kembali mengumpulkan kepala daerah paska OTT terhadap Siti Mashita. Hal itu dilakukan untuk mengingatkan agar mereka berhati-hati dalam menggunakan uang rakyat. 

"Kita semua sedih ya, kita mau bilang apa ketika kita sudah mengingatkan dan masih ada yang melakukan," katanya. (ase)