Sejarah Gempa dan Tsunami di Jawa Timur

Sumber :

VIVAnews - Mengantisipasi terjadinya gempa di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Soekarno terus berupaya melakukan tindakan dan antisipasi bila ternyata benar prediksi Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang rawan tsunami.

Soekarwo bukan saja melakukan langkah preventif diantaranya memasang 23 alat early warning system (EWS) atau alat deteksi dini yang ditempatkan di gunung dan laut, namun Gubernur juga telah mengirimkan radiogram ke seluruh kabupaten/kota beberapa hari lalu.

Isinya, berupa himbauan agar setiap kepala daerah terutama di pantai selatan Jawa Timur meningkatkan kewaspadaan. Melakukan sosialisasi ke masyarakat, mengintensifkan langkah preventif untuk menghindari banyak jatuh korban akibat bencana.

Jika mengacu pada sejarah gempa di Jawa Timur yang disebutkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, propinsi ini juga merupakan wilayah langganan gempa dengan jarak waktu yang berbeda-beda, dari tujuh tahun hingga belasan tahun.

Dari belasan kali gempa selama dua abad, Jawa Timur juga beberapa kali mengalami gempa besar, bahkan menimbulkan tsunami sehingga memakan korban dalam bilangan tak sedikit. Itu pernah terjadi di Trenggalek dan Banyuwangi.

Misalnya, gempa yang terjadi di Blitar-Trenggalek pada 37 tahun lalu, tepatnya pada 4 Oktober 1972 dengan kekuatan 6 skala Richter dan skala intensitas gempa sebesar V-VI MMI.

Gempa ini menimbulkan kerusakan sejumlah bangunan di Gandusari & Trenggalek. Goncangan terasa kuat sehingga mengakibatkan 250 orang meninggal, 127 orang hilang, 423 luka, 1.500 rumah rusak, 278 perahu rusak dan hilang. Gempa ini juga menimbulkan terjangan tsunami dengan ketinggian gelombang belasan meter dan terjangan ombak hingga mencapai 500 meter dari pantai.

Berikut sejarah gempa Jawa Timur yang dikutip VIVAnews dari Pusat Vulkanologi Departemen Energi.

22/03/1836

Gempa terjadi di Mojokerto. Tidak diketahui berapa kekuatan gempa tersebut, namun skala intensitas dampak gempa mencapai VII-VIII MMI. Akibat gempa ini terjadi kerusakan pada bangunan.

20/11/1862
Gempa terjadi di Madiun dengan skala intensitas gempa mencapai VII MMI. Akibat gempa ini sejumlah bangunan retak.

15/08/1896

Gempa terjadi di Wlingi dengan skala intensitas gempa mencapai VII MMI. Gempa terasa sampai Brangah. Kerusakan pada bangunan dan rumah penduduk.

20/08/1902
Gempa terjadi di Tulungagung dengan skala intensitas gempa mencapai VII MMI. Akibat gempa terjadi kerusakan pada bangunan.

11/08/1939
Gempa terjadi di Jawa Timur dengan skala intensitas VII MMI. Getaran gempa terasa hingga Rembang, Jawa Tengah. Sebuah rumah roboh di Brondong.

19/06/1950
Gempa terjadi di Jawa Timur dengan skala intensitas gempa mencapai VI MMI.
Beberapa bangunan retak. Getaran terasa sampai Kalimantan dan Jawa Barat.
 
20/11/1958
Gempa terjadi di Malang dengan skala intensitas gempa mencapai VII-VIII MMI.
Akibat gempa terjadi retakan pada bangunan, tanah, dan 8 orang tewas.

19/2/1967
Gempa terjadi di Malang dengan skala intensitas gempa sebesar VII - IX MMI. Kerusakan terparah terjadi di Dampit, 1.539 rumah rusak, 14 orang tewas, 72 orang luka-luka. Di Gondanglegi 9 orang tewas, 49 orang luka-luka, 119 bangunan roboh, 402 retak, 5 masjid rusak. Di Trenggalek 33 rumah bambu retak. Getara gempa terasa hingga Banyumas dan Cilacap di Jawa Tengah.
 
4/10/1972
Gempa terjadi di Blitar-Trenggalek dengan kekuatan 6 skala Richter dan skala  intensitas gempa sebesar V-VI MMI. Akibatnya, terjadi kerusakan sejumlah bangunan di Gandusari & Trenggalek. Goncangan terasa kuat sehingga mengakibatkan 250 orang meninggal, 127 orang hilang, 423 luka, 1.500 rumah rusak, 278 perahu rusak dan hilang. Gempa ini juga menimbulkan terjangan tsunami dengan ketinggian gelombang belasan meter dan terjangan gelombang hingga mencapai 500 meter dari pantai.

3/6/1994

Gempa terjadi di Banyuwangi dengan kekuatan gempa mencapai 7 skala Richter dan skala intensitas gempa VIII MMI. Akibat gempa menimbulkan bencana di Rajegwesi, Gerangan, Lampon, Pancer, Pulau Sempu, Grajagan, Pulau Merah, Teluk Hijau, Sukamade, Watu Ulo, Teluk Sipelori dan Teluk Tambakan. Efek tsunami mencapai pantai Banyuwangi, Jember, Malang, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek & Pacitan.

20/7/2003
Gempa terjadi di Pacitan dengan kekuatan 5,9 skala Richter. Akibatnya terjadi kerusakan pada sejumlah bangunan dan plester dinding lepas di rumah dinas Polres Pacitan, 4 rumah di desa Pucang Sewu, 1 rumah di desa Sambong, 1 rumah di desa Ponggok, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan; 1 rumah di desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek; pasar Madiun dan sebuah Ruko di kota Yogyakarta. Getaran terasa di Pacitan, Trenggalek, Madiun, Surakarta, Yogyakarta hingga Surabaya. Terjadi gempabumi susulan.

Baca: Mengapa Indonesia Rawan Gempa

heri.susanto@vivanews.com