Bahan Bom Kimia di Bandung Daya Ledak Rendah tapi Mematikan
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA.co.id - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris di Kampung Jajawai, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin kemarin.
Densus menemukan barang bukti kimia bahan peledak di rumah kontrakan terduga teroris berinisial YF alias Abu Nakir Shaab itu. Polisi menyebut bahan peledak itu sangat berbahaya meski berdaya ledak rendah.
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, YF mendapat keterampilan merakit bom kimia dari pentolan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Bahrun Naim, melalui aplikasi percakapan Telegram.
"Dia belajar blog khusus Bahrun Naim. Ini bukan bom biasa, ini (bom) kimia. Jika meledak, korban yang terkena udaranya saja bisa luka kemudian kalau kehirup bisa parah (mematikan),” ujar Yusri di lokasi penggerebekan pada Selasa malam, 15 Agustus 2017.
Menurutnya, kimia bahan peledak yang disiapkan YP di petak kamar kontrakannya dibutuhkan penanganan khusus saat olah tempat kejadian perkara oleh tim Densus dan Inafis. Bahkan, kimia bahan peledak yang disiapkan YP direncanakan diledakkan di tempat pengamanan dan Istana Merdeka pada akhir Agustus.
"Karena dicium (baunya) saja sangat (menyengat), apalagi kalau terkena kulit bisa terbakar. Barang bukti jumlahnya cukup besar," ujarnya.
Menurutnya, pola ledakan bom itu berbeda dengan bom panci sebelumnya. Mereka, katanya, mengutamakan daya jangkau racun kimia dibandingkan ukuran bom.
"Meledak enggak terlalu besar, tapi dampak udaranya bisa berakibat kulit rusak. Tergantung besaran bom yang dia buat. Memang bom sudah dirancang khusus," katanya.